Selain Menjaga Kelestarian Warisan Leluhur Tradisi MIPIT Sebagai Edukasi Bagi Generasi Muda Milenial

photo author
- Selasa, 28 Juni 2022 | 09:30 WIB
Masyarakat Desa Mekarasih Kecamatan Jatigede, Sumedang menggelar ritual Mipit untuk membangkitkan budaya tradisional di kalangan milenial. (Bisnisbandung.com / Kewoy Guntara)
Masyarakat Desa Mekarasih Kecamatan Jatigede, Sumedang menggelar ritual Mipit untuk membangkitkan budaya tradisional di kalangan milenial. (Bisnisbandung.com / Kewoy Guntara)

Bisnis Bandung - Mipit pareé merupakan tradisi masyarakat sunda yang dipersembahkan kepada Dewi Sri (Dewi Padi). Hingga kini mipit pareé kerap dilakukan oleh sebagian masyarakat Jawa Barat yang masih melestarikan budaya para leluhurnya.Pelaksanaan mipit pare di setiap daerah tentunya berbeda-beda.

Di Kabupaten Sumedang sendiri mipit pare biasa dilakukan oleh para petani di sekitar pesawahan yang hidup di desa/kampung yang masih kental dengan budaya leluhur.

Dalam pelaksanaan mipit pareé itu sendiri para petani harus mengelilingi sawah terlebih dahulu sambil membaca jangjawokan (mantra yang dibacakan ketika akan memulai suatu pekerjaan, untuk meminta keselamatan, hasil tujuan, dan sebagainya). Setelah itu, petani akan meninggalkan sesajen yang telah disiapkan sebelumnya di sawah.

Baca Juga: Danjyo Hiyoji dan Ican Harem Kenalkan Lini Pakaian Streetwear Bernilai Budaya Indonesia di Paris Fashion Week

Budaya tradisional seperti ini diharapkan bisa menginspirasi generasi milenial tentang nilai dan makna dari budaya tersebut. Untuk selanjutnya bisa dilestarikan dan dikembangkan dalam era kekinian.

"Didasari keprihatinan kami terhadap hampir hilangnya pelestarian budaya tradisional di masyarakat terutama generasi milenial, maka kami mencoba mengangkat kembali ritual tradisional seperti tradisi mipit," ujar Ketua Lembaga Adat Desa (LAD) Mekarasih, Kecamatan Jatigede, Sumedang, Shihabudin, usai menggelar ritual tradisi mipit di pesawahan Ciboboko, Sabtu, (25/6/ 2022).

Tradisi mipit sendiri merupakan tradisi leluhur masyarakat Sunda berupa prosesi doa meminta ijin ketika hendak melaksanakan panen padi.

Shihabudin menyebutkan, pada dasarnya, ritual mipit merupakan salah satu tradisi dari sekian banyak tradisi warisan leluhur Sunda.
Kata dia, tradisi-tradisi tersebut hampir punah dan tidak lagi dikenal di kalangan generasi milenial, akibat berkembangnya peradaban.

"Makanya, setelah terbentuk LAD di desa kami, masyarakat mencoba menggali kembali tradisi-tradisi budaya yang bisa dijadikan sebagai bahan edukasi tentang nilai dan makna dari tradisi itu, terutama untuk kalangan milenial," tuturnya.

Baca Juga: LSF Indonesia : Film Harus Menjadi Strategi Budaya

Dalam prosesi ritual mipit, kata Shihabudin, ada beberapa nilai dan makna yang bisa disampaikan ke kalangan masyarakat, terutama terhadap kalangan milenial. Diantaranya pentingnya implementasi tata krama dalam segala hal.

"Makna dan nilai dari ritual mipit ya salah satunya mengajarkan tata krama, sopan santun dan lainnya," ucapnya.

Ia berharap, kegiatan yang berkaitan dengan budaya tradisional bukan hanya sebatas didiskusikan saja, tapi lebih baik dilakukan secara nyata agar nilai dan maknanya bisa tersampaikan ke masyarakat.

"Apalagi Sumedang saat ini sudah mendikler sebagai puseur budaya. Berharap kegiatan seperti ini bisa mendukung program Sumedang Puseur Budaya Sunda (SPBS)," katanya.

Halaman:

Artikel Selanjutnya

Budaya Mudik dan Ekonomi Rakyat

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Us Tiarsa

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Soal Kasus Resbob, Polisi Telusuri Dua Tersangka Lain

Rabu, 17 Desember 2025 | 20:00 WIB
X