Biaya listrik untuk seluruh provinsi diturunkan dari Rp 150 miliar menjadi Rp 70 miliar, sedangkan air bersih dari Rp 50 miliar menjadi Rp 25 miliar.
Meski terjadi pemotongan besar-besaran Dedi Mulyadi menegaskan bahwa belanja modal justru tidak berkurang.
Ia memastikan proyek infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan irigasi tetap berjalan.
“Belanja modal kita tetap naik. Karena pembangunan tidak boleh berhenti hanya karena anggaran berkurang,” ucapnya.
Baca Juga: Diduga Hacker Bjorka, Pemuda Asal Minahasa Ditangkap, Latar Belakang Pendidikan Mengejutkan
Langkah efisiensi ini menjadi bukti komitmen Pemprov Jabar menjaga keberlanjutan pembangunan di tengah tantangan ekonomi makro dan keterbatasan fiskal.
“Setiap rupiah harus digunakan seefisien mungkin. Kita harus berani menyesuaikan gaya hidup birokrasi dengan kondisi keuangan negara,” ujar Dedi Mulyadi.
Namun bagi Dedi, pesan utamanya jelas: “Kalau mau rakyatnya kuat, pemimpinnya juga harus siap berkorban lebih dulu.”***