Bisnisbandung.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi akhirnya buka suara soal tuduhan penggunaan dana Rp14 miliar untuk kebutuhan rumah dinas.
Ia menegaskan tidak pernah menggunakan dana tersebut untuk makan sehari-hari melainkan memprioritaskannya untuk kepentingan rakyat.
Dedi Mulyadi menjawab tudingan yang sebelumnya dilontarkan konten kreator Rudi S Kamri.
Baca Juga: Generasi Patah Sayap, Mimpi yang Terkubur
“Sejak saya menjabat saya tidak tinggal di Gedung Pakuan (rumah dinas gubernur). Saya tinggal di Lembur Pakuan, rumah pribadi saya. Kebutuhan makan sehari-hari cukup dari sawah, kebun, dan kolam ikan yang ada di lingkungan tempat tinggal,” kata Dedi Mulyadi dalam instagramnya.
Sebelumnya Rudi menyebut dana Rp14 miliar digunakan untuk kebutuhan makan di rumah dinas.
Bahkan Rudi menyindir sampai hitung-hitungan soal "cilok Rp2 miliar per bulan".
“Nih makan hari ini ada bala-bala, ada lotek, ada es kelapa, ada pisang, ada nasi timbel. Semuanya dari lingkungan sekitar saya. Jadi saya pastikan anggaran Rp14 miliar itu tidak dipakai untuk makan gubernur,” tegas Dedi Mulyadi.
Menurutnya tuduhan tersebut tidak masuk akal dan justru menyesatkan publik.
Baca Juga: Pentingnya Ilmu Beladiri Untuk Terhindar Dari Kejahatan
Ia menegaskan bahwa gaya hidup sederhana adalah pilihannya sejak lama, sekaligus bentuk komitmen agar pemimpin tetap dekat dengan rakyat.
“APBD Jawa Barat harus diprioritaskan untuk kepentingan masyarakat. Insyaallah bukan untuk makan-makannya gubernur. Hidup sederhana ini bukan pencitraan, tapi prinsip hidup,” imbuhnya.
Gaya hidup Dedi Mulyadi di Lembur Pakuan yang penuh dengan nuansa pedesaan dan kemandirian pangan dinilai kontras dengan stereotip pejabat publik yang identik dengan kemewahan.
Ia mengaku ingin memberi contoh bahwa pemimpin harus menunjukkan pelayanan tulus bukan sibuk dengan fasilitas mewah.
Baca Juga: Menilik Cara Mengatasi Kesenjangan Ekonomi