Ia mencontohkan situasi ekstrem di Nepal di mana parlemen dan menteri dikejar massa karena kegagalan merespons kebutuhan rakyat.
“Indonesia belum sampai ke sana. Tapi tanda-tanda sosial itu ada. Maka mari kita ubah gaya kepemimpinan dan alokasi anggaran. Anak-anak miskin jangan dibiarkan frustasi, tapi diberi kesempatan jadi kelas menengah yang profesional,” ucap Dedi Mulyadi.
Sebagai solusi Dedi Mulyadi menekankan pentingnya pembangunan Sekolah Rakyat, Sekolah Manajer, hingga Sekolah Taruna Nusantara agar anak-anak dari keluarga sederhana bisa naik kelas secara sosial.
Baca Juga: INDEF Wanti-Wanti Menkeu, Dana Rp200 Triliun Bisa Tergerus Jika Tidak Tepat Sasaran
Selain itu, ia juga menegaskan komitmennya untuk memperluas jaminan ketenagakerjaan, bukan hanya untuk ASN atau pegawai perusahaan, tapi juga rakyat kecil.
“Jawa Barat harus berani mengambil keputusan melindungi seluruh rakyat bukan hanya mereka yang punya status pekerjaan formal,” pungkasnya.***
Artikel Terkait
Ade Armando Bongkar Alasan Sri Mulyani Tinggalkan Kursi Menteri Keuangan
Bandel! Proyek Perumahan di Bandung Kena Segel Lagi, Erwin: Saya Laporkan ke Polisi
Dana Operasional Gubernur Rp21,6 Miliar? Dedi Mulyadi: Semua untuk Masyarakat, Bukan Saya
Disindir Rudi S Kamri Soal Dana Rp14 Miliar, Dedi Mulyadi: "Nih Makan Saya, Bala-bala Sama Lotek"
Dana Operasional Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Rp 33 Miliar, Rudi S Kamri Sindir: Makan Cilok Campur Emas?
Om Zein Geram! Tegur Dinas PUPR Purwakarta Soal Bak Kontrol Trotoar Rusak