Dedi Mulyadi Debat Dengan Aura Cinta, Sosiolog UI Sebut Gaya Komunikasi Egaliter dan Membuka Dialog

photo author
- Selasa, 29 April 2025 | 08:00 WIB
Aura Cinta Debat Dengan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (dok instagram Dedi Mulyadi)
Aura Cinta Debat Dengan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (dok instagram Dedi Mulyadi)


Bisnisbandung.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kembali mencuri perhatian publik lewat gaya komunikasinya saat berdiskusi dengan Aura Cinta soal larangan wisuda di sekolah.

Sosiolog Universitas Indonesia (UI), Rissalwan Handy Lubis menilai pendekatan Dedi Mulyadi ini sudah tepat.

Rissalwan menilai Dedi Mulyadi dan membawa angin segar bagi model komunikasi politik kepala daerah di era digital.

Baca Juga: FUUI Serukan Boikot Produk Berafiliasi Israel Wali Kota Farhan: Kita Berhutang Janji kepada Palestina

Dalam tayangan yang viral di YouTube, Dedi Mulyadi tampak berdiskusi bahkan berdebat dengan Aura Cinta seorang siswa yang keberatan atas larangan wisuda.

Menurut Rissalwan gaya komunikasi Dedi Mulyadi yang egaliter dan populis menjadi kunci penting dalam membuka ruang diskusi dengan masyarakat.

Dikutip dari youtube Liputan6, Rissalwan menjelaskan "Ini gaya komunikasi politik yang egaliter."

"Beliau menyampaikan gagasan sambil menangkap perspektif masyarakat. Walaupun terkesan kontroversial, ini langkah positif karena kepala daerah membuka ruang komunikasi," kata Rissalwan.

Rissalwan menilai meski diskusi tersebut dikemas dalam format konten media sosial yang cenderung kontroversial untuk menarik perhatian, esensi dari diskusi tetap terjaga.

Baca Juga: Tangis Industri Perhotelan Imbas Efisiensi, Tom MC Ifle: Pemerintah Tetap Santai dengan Risiko Sebesar Ini

Ada ruang bertukar perspektif antara kepala daerah dengan masyarakat, terutama generasi muda.

"Walaupun terlihat berdebat tetap ada ruang untuk saling menyampaikan pandangan. Ini penting untuk keteraturan sosial dan perlindungan masyarakat melalui kebijakan," jelasnya.

Lebih lanjut Rissalwan juga membahas soal penggunaan media sosial sebagai kanal komunikasi politik.

Menurutnya era digital menuntut pejabat publik untuk lebih dekat dengan masyarakat lewat platform-platform seperti YouTube.

Baca Juga: China Dorong e-CNY untuk Goyang Dominasi Dolar, Langkah Ambisius Melawan Amerika

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Soal Kasus Resbob, Polisi Telusuri Dua Tersangka Lain

Rabu, 17 Desember 2025 | 20:00 WIB
X