Upaya China untuk menggoyang dominasi dolar Amerika Serikat di kancah global semakin intensif.
Salah satu strategi utamanya adalah pengembangan mata uang digital bank sentral mereka, yaitu e-CNY atau renminbi digital.
Pak Win, seorang konten kreator edukasi, menilai bahwa implementasi e-CNY merupakan langkah ambisius, namun penuh tantangan.
Baca Juga: Amerika Serikat dan China Berebut Bulan, Bisa Saling Serang dari Atas
Berbeda dengan mata uang konvensional yang disimpan di bank dan memberikan bunga kepada nasabah, e-CNY dikelola langsung oleh bank sentral China tanpa melibatkan skema bunga atau mekanisme deposito tradisional.
“Dan China ini sangat mendorong, ya, dia secara domestik semuanya untuk menggunakan ini, karena berangsur dia mau di dunia secara internasional nanti semuanya pakai,” ujarnya dilansir Bisnis Bandung dari youtube Asah Pola Pikir, Minggu (27/4).
Dengan sistem ini, bank sentral dapat melacak peredaran uang secara real-time, mengurangi peran perbankan konvensional yang selama ini menjadi tulang punggung sistem keuangan.
Baca Juga: Pendidikan Carut-Marut Tapi Tidak Diprioritaskan di Era Sebelumnya, Sobary Singgung Politik Jokowi
Menurut analisis Pak Win, e-CNY menciptakan model ekonomi baru yang sangat terpusat.
Dalam sistem ini, kontrol penuh terhadap transaksi dan sirkulasi uang berada di tangan otoritas moneter, berbeda jauh dengan sistem desentralisasi seperti yang digunakan oleh mata uang kripto seperti Bitcoin.
Dengan skema tersebut, bank-bank konvensional dikhawatirkan akan kehilangan fungsinya dalam proses penghimpunan dana dan penyaluran kredit.
China saat ini secara agresif mendorong penggunaan e-CNY di dalam negeri sebagai tahap awal. Tujuannya adalah membangun pondasi kuat untuk kemudian memperluas penggunaan renminbi digital di tingkat internasional.
Jika berhasil, ketergantungan dunia terhadap dolar AS dapat berkurang, membuka peluang bagi renminbi digital menjadi alternatif baru dalam perdagangan global.
Baca Juga: Kasus Bank BJB dan Sritex Masuk Babak Baru, Pegiat Media Sosial Ungkap Dugaan Skandal Besar
Namun, Pak Win menilai proses transisi ini tidak akan mudah. Implementasi penuh e-CNY berisiko menimbulkan gangguan besar pada struktur keuangan tradisional, termasuk potensi mematikan peran bank komersial.
Artikel Terkait
Indonesia akan Kebanjiran Produk China, Akibat Kebijakan Donald Trump?
Ketegangan AS-China Ancam Ekspor Sawit, GAPKI: Jangan Sampai Saling Membalas Berlanjut
Indonesia Tidak Lagi Menarik Untuk Investor Amerika, Karena Terlalu Banyak Hutang ke China?
Uji Coba Bom Hidrogen China di Laut Cina Selatan, Ancaman atau Sekadar Unjuk Gigi?
China Terapkan Strategi Sun Tzu, Berusaha Hindari Peperangan dengan Amerika Serikat
Amerika Serikat dan China Berebut Bulan, Bisa Saling Serang dari Atas