Baca Juga: Menteri Agama Larang Pejabat Dan ASN Adakan Atau Hadiri Buka Puasa Bersama
"Tv, pejabat publik kasih mereka (read: crazy rich) panggung, ajak kerumah dinas, ajak podcast, kenapa pejabat pejabat yang mengexpose crazy rich itu tidak ikut bertanggungjawab", tambahnya.
Wartawan Senior itu menegaskan, pejabat harus sadar diri juga, harus menjadi tauladan jadi panutan, jangan sampai justru membuat orang jadi siwer, membuat masyarakat jadi tidak melihat fakta yang sebenarnya.
"Sekarang ini kan muncul pernyataan gwa (read: pejabat) juga tertipu. Kalau pejabat gampang tertipu, maka kita salah pilih pejabat dong. Pejabat seharusnya menjadi tauladan, menjadi penyaring/filter yang luar biasa untuk memilih narasumbernya, kan pejabat punya tim untuk menyaring.” ungkapnya.
"Kalau kemudian pejabatnya juga memuji crazy rich, sebagai anak muda yang berhasil dengan dalih bergelimang harta, maka kenapa pejabat itu tidak ikut bertanggungjawab ketika hartanya dari yang salah, tidak sesuai Undang - undang, masa tidak tahu bisnisnya ilegal?" ungkapnya.
Baca Juga: Pakar Ingatkan Penipuan Google Drive Murah
Menurut Maman Suherman, pejabat kan sebelumnya, seharusnya melakukan kurasi didalam berbagi hal seperti narasumber untuk media sosialnya.
Kalau pejabat salah memilih narasumber maka masyarakat/orang kecil akan mengikutinya.
Alasannya, karena orang kecil/masyarakat kecil patronklien, mengikuti apa yang diatas percaya. Masyarakat bawah tidak mempunyai waktu untuk melakukan filtering/penyaringan, salah satu saringannya pejabat.
Maman Suherman pun menegaskan, hati - hati yang populer atau trending atau viral itu belum tentu benar, sesuai realita !!***
Artikel Terkait
Kembalikan Uang Kontrak dari DNA Pro Hampir Rp I Miliar, Intip Sumber Kekayaan Ivan Gunawan
SMKN 3 Yogyakarta dan SMKN 7 Surakarta Optimalkan Bursa Kerja Khusus sebagai Penyaluran Kerja Lulusan SMK
Ridwan Kamil Lepas Pengiriman Minyak Goreng Curah Bersubsidi di Jabar, RW-RW Imbau Manfaatkan Konsep Sapawarga