opini

Kelompok Istana Bersekongkol, Anies Baswedan Terdepak dari Bursa Capres 2024

Senin, 2 Mei 2022 | 23:37 WIB
Ahli Tata Hukum Negara Refly Harun (instagram @reflyharunofficial)

Bisnis Bandung - Pakar Politik dan Tata Negara, Refly Harun di channel youtube Refly Harun menyatakan dirinya belum memiliki prefrensi tetapi tentu saja akan mendukung seseorang diluar mainstream rezim kekuasaan hari ini.  

Kenapa begitu? karena menurut Reffly Harun,  mainstream rezim kekuasaan hari ini gagal, gagal dalam mewujudkan janji proklamasi, melindungi segenap bangsa, memajukan kesejehateraann umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

"Karena saya mengangap gagal, tentu subyktifitas saya belum tentu benar juga, tentu saya tidak ingin rezim kekuasaan ini berlanjut. Aktor kan berganti, tetapi rezim terus berjalan, tentu saya akan mendukung aktor diluar rezim", tegas Reffly Harun.

"Siapa itu? tentu kita lihat, yang jelas orang itu harus berada pada mainstream kekuasaan diluar rezim", imbuhnya.

Baca Juga: Said Didu: Henri Subiakto Menuduh Anies Baswedan Dekat dengan Kelompok Penunggang Agama

Orang - orang yang berada didalam rezim kekuasaan secara obyektif tentu tidak akan didukung, "all the time being", karena politik itu cair.

Menurut Refly Harun, kita harus bersiasat/mengubah pandangan politik kita, karena alternatif yang tersedia tidak ada.

Apakah itu mungkin? Mungkin saja, kalau saja kelompok istana bersekongkol untuk hanya mencalonkan orang - orang dalam mereka.

Baca Juga: Ini Data Provinsi yang Paling Banyak Pengaduan Pelanggaran THR!

Menurut analisis Refly Harun, itu bisa saja. Misalnya mereka menyediakan 3 calon dari 7 partai istana saat ini, kan bisa.

Maka dengan demikian, Anies Baswedan akan terdepak, seandainya Anies Baswedan tidak ada diklik mereka, tegasnya.

Mereka (read: kelompok istana) akan mencalonkan Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Puan Maharani Atau Erlangga Hartarto sebagai 3 paket calon presiden dan wakil presiden.

Maka siapapun yang terpilih, karena oligarki bekerja

"Saya menentang, maka saya mengajukan Judicial Review, karena saya ingin melihat Pilpres ini berlangsung secara jujur dan adil  fair and demokcratic", tegas Refly Harun.

Democratic election itu cirinya terbuka kompetisinya, buka kran pencalonan, sehingga banyak calon, kalau bisa 5 -10 calon.

Baca Juga: Refly Harun: Pernyataan Budi Santosa Purwokartiko Dinilai Rasis Terkait Penutup Kepala ala Manusia Gurun

Ditegaskan Refly Harun, berkompetesi why not? Jadi kalau kubu istana "you name it" Prabowo Subianto, Puan Maharani, Erlangga Hartanto, Ganjar Pranowo kemudian Erick Tohir dan Salahudin Sandiaga Uno, maka diluar istana ada Anies Baswedan, Gatot Nurmantio, Rizal Ramly, Rdwan Kamil, Khofifah Indar Parawansa dan AHY.

Jadi ada beberapa calon yang bisa berkontestasi/berkompetisi, tapi sayangnya saat ini kan Indonesia tertutup.

Padahal prinsip demokrasi tidak boleh menghalang - halangi orang.

Jika banyak calon, maka akan terjadi perdebatan yang luar biasa, debat konsep antar orang/ tokoh/calon direpublik ini.

Baca Juga: Hari Pertama Lebaran Arus Lalin di Wisata Lembang Padat dan Berikut Penyebabnya

Tidak seperti tahun 2014 dan 2019 yang debatnya seperti diatur, seperti ketakutan tidak bisa debat

Analisis Reffly Harun diatas, telah tayang di  channel youtube nya Reffly Harun, yang  tayang tanggal 1 Mei 2022.***

Tags

Terkini

SMK Go Global dan Arah Pendidikan Kita

Senin, 8 Desember 2025 | 19:00 WIB

Ketika Budaya Masuk, Keyakinan Tersentuh

Senin, 1 Desember 2025 | 11:00 WIB

Kisah Desa Wisata yang Mencari Jalan Pulang

Senin, 1 Desember 2025 | 10:01 WIB

Judol, Ketika Kebebasan Berubah Menjadi Jerat

Jumat, 21 November 2025 | 14:20 WIB

Di Antara Idealisme dan Royalti

Rabu, 12 November 2025 | 06:00 WIB

Percakapan tentang Setetes Kehidupan

Sabtu, 1 November 2025 | 18:00 WIB

Jabat Tangan di Bawah Langit Islam

Senin, 13 Oktober 2025 | 20:35 WIB

Bandung di Persimpangan

Minggu, 5 Oktober 2025 | 20:00 WIB

Mimpi di Balik Gerobak

Rabu, 24 September 2025 | 09:45 WIB

Generasi Patah Sayap, Mimpi yang Terkubur

Senin, 15 September 2025 | 21:30 WIB

Saat Gizi yang Dijanjikan Membawa Nestapa

Jumat, 5 September 2025 | 12:30 WIB

Butiran Air Mata di Karung Beras

Jumat, 18 Juli 2025 | 17:00 WIB

Pak, Tahun Depan Aku Masih Bisa Ngajar, Nggak?

Selasa, 15 Juli 2025 | 10:30 WIB

Sungai Itu Masih Ingat Namamu

Sabtu, 12 Juli 2025 | 11:30 WIB

Sebuah Suara dari Desa untuk Negeri

Selasa, 1 Juli 2025 | 21:00 WIB

Cara Mendengar Suara Tuhan, Secara Mudah

Minggu, 29 Juni 2025 | 19:30 WIB