Di samping itu Indonesia merupakan negara yang padat penduduk. Dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang bencana alam juga merupakan faktor yang menyebabkan Indonesia rawan bencana.
Selain dari itu, paham sekuler kapitalis, membuat penguasa tidak memiliki keinginan serius untuk menyelesaikan masalah bencana dari akarnya.
Yang lebih menyedihkan adalah banyak kebijakan penguasa justru menjadi peluang baru adanya bencana berikutnya.
Baca Juga: Debat Panas Bupati Bandung, Sahrul vs Dadang Adu Visi Penanganan Bencana
Contohnya penggundulan hutan, hasil temuan Walhi tahun 2022 yang menegaskan 35% hutan rusak dan hilang. Proyek industri tak terkendali, penanganan aliran sungai tidak jelas, hal selalu berkaitan dengan para pemilik modal.
Terlebih ketika berbicara masalah mitigasi bencana. Masyarakat selalu menjadi pihak yang disudutkan.
Pengetahuan pas-pasan, IQ terendah ke dua di Asia Tenggara, tidak mau direlokasi. Padahal, ketersediaan data dan informasi minim, teknologi pun demikian, yang semua itu merupakan tanggung jawab negara.
Masyarakat butuh dicerdaskan bukan dibebaskan, juga difasilitasi bukan dibatasi.
Solusi Islam
Islam menetapkan bahwa penguasa adalah pemimpin yang mengurusi urusan umat, sebagai perisai umat.
Maka penguasa harus mengerahkan segala kemampuan untuk menjadikan rakyat sejahtera. Baik urusan dunianya mau pun akhiratnya.
Termasuk dalam hal bencana, pemimpin sebuah negeri seyogyanya berupaya sekuat tenaga untuk mencegah bencana dan bagaimana penanganan awal agar bencana tidak banyak merugikan masyarakat.
Baca Juga: Perspektif Islam dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi: Persiapan, Tanggapan, dan Pembelajaran
Setidaknya ada kebijakan yang adil dalam hal, agar lingkungan tidak rusak. Mendidik masyarakat agar berperilaku sehat yang tidak mendatangkan azab Allah Swt.
Mengingatkan firman Allah dalam Al-Quran surat Ar-Rum ayat 41, yang bunyinya;