Pemerintah RI Melalui Kementerian ESDM Melakukan Efisiensi Energi Dalam Rangka Mengantisipasi Krisis

photo author
- Selasa, 5 Juli 2022 | 15:00 WIB
Menteri ESDM Arifin Tasrif mendorong efisiensi energi di Indonesia melalui penggunaan Renewable Energy (pixabay)
Menteri ESDM Arifin Tasrif mendorong efisiensi energi di Indonesia melalui penggunaan Renewable Energy (pixabay)

Bisnisbandung.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia Arifin Tasrif mengatakan, pemerintah harus menerapkan program penghematan energi secara nasional untuk mengantisipasi krisis energi yang terjadi di dunia. Melalui Efisiensi energi dapat menghemat devisa impor dan mendorong tumbuhnya devisa ekspor Indonesia.

"energi bersih didorong bisa lebih cepat. Pemerintah menyempurnakan infrastruktur energi di dalam negeri, sehingga bisa menjamin sektor industri yang membutuhkan seperti transportasi," kata Arifin melalui keterangan tertulisnya, Senin (4/7/2022).

Sebelumnya, Arifin menyampaikan Pemerintah Republik Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai 23 persen energi baru dan terbarukan (EBT) pada bauran energi di tahun 2025.

Baca Juga: Kesempatan Untuk Menarik Investasi Ke Indonesia Krisis Energi Menimpa Beberapa Negara Di Dunia

"Untuk mencapai target tersebut, kami mengesahkan Peraturan Menteri terkait Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap. Kami (Kementerian ESDM) juga menargetkan bahwa akan ada tambahan 3,6 Gigawatt (GW) PLTS Atap yang terpasang pada tahun 2025. Indonesia negara tropis, sehingga banyak daerah yang memiliki radiasi matahari yang maksimal. Kami juga memiliki potensi energi angin, air, dan arus laut," kata Arifin.

Arifin mengatakan upaya lainnya yang ditempuh untuk mencapai bauran energi tersebut antara lain melalui pembangunan 10,6 giga watt (GW) pembangkit listrik tenaga (PLT) EBT, termasuk penggantian Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) menjadi PLT EBT, dan pemanfaatan biofuel hingga 11,6 juta kiloliter.

Baca Juga: Gema  Petani: Program Petani Milenial Jabar Guna Mencegah Krisis Pangan

Selain itu, pihaknya telah membuat peta jalan menuju Net Zero Emission (NZE) atau Nol Emisi Karbon di tahun 2060. Pada peta jalan tersebut tambahan jumlah pembangkit listrik setelah tahun 2030 hanya dari PLT EBT.

Baca Juga: ASDP Melakukan Efisiensi Penggunaan BBM di Kawasan Pelabuhan dengan Beralih ke Energi Listrik

Mulai tahun 2035, pembangkit listrik di Indonesia akan didominasi oleh Variable Renewable Energy (VRE) dalam bentuk tenaga surya, diikuti tenaga angin dan arus laut pada tahun berikutnya.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Us Tiarsa

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X