Bisnis Bandung - Pengamat Hukum dan Tata Negara, Refly Harun mengungkapkan, Politisi PDIP, Ruhut Sitompul yang bermain-main dengan isu SARA, salah satumya yakni mengunggah foto Anies Baswedan menggunakan salah satu pakaian adat Indonesia, itu sangat sensitif dan tidak lajim, itu merupakan cara merendahkan atau melecehkan.
Refly Harun mengatakan, ada satu logika yang sudah diperingatkan, bahwa jika Ruhut Sitompul melakukan degradasi Anies Baswedan, dengan atribut tertentu, maka alam bawah sadar kita mengatakan bahwa atribut yang dikenakan itu/dieditkan itu adalah atribut yang rendah.
"Maka kemudian logika seperti itu yang dialam bawah sadar, baik yang mengedit (read: belum diketahui editor fotonya) atau mengunggah foto itu, yaitu Ruhut Sitompul (read: sang pengunggah foto), sebenarnya telah melecehkan pakaian adat, tradisi dan sosok Anies Baswedan nya itu sendiri, dan sebagainya", ungkap Refly Harun.
Baca Juga: Ruhut Sitompul Dilaporkan ke Polisi, Refly Harun: Hukum Berpihak yang Dekat dengan Kekuasaan
"Padahal sudah saya (read: Refly Harun) katakan, kita harus menghargai/menghormati budaya masing-masing, local wisdom masing-masing, dan tidak selalu local wisdom bisa ditransfer ketempat lain"
"Bermain-main diwilayah memang sangat tidak bijaksana, sekali lagi kalau kita harus memiliki kecerdasan untuk tidak menggunakan instrumen atau isu SARA, dalam melalukan kritik atau menunjukkan rasa tidak suka pada lawan politik tertentu, jangan yang sifatnya etinisitas", tegas Refly Harun.
Akankah Ruhut Sitompul Menjalani proses Hukum?
Refly Harun menegaskan dirinya tidak mengerti proses polisi memproses ini, pasalnya lagi-lagi yang dilaporkan adalah "part of the" pemerintah, bagian dari/part of the state/negara, meskipun tidak memiliki jabatan formal, tetapi selama ini Ruhut Sitompul terkenal sebagai orang yang mati-matian membela negara.
Untungnya Anies Baswedan tidak melaporkan Ruhut Sitompul karena telah mengunggah foto dirinya menggunakan pakai adat tertentu, padahal sudah jelas dia kena penghinaan.
"Saya (read: Refly Harun) tidak mau menggunakan ujaran kebencian, karena ujaran kebencian itu berbasis SARA, jangan lupa dalam beberapa hal, Ruhut Sitompul mengatakan Indonesia asli, Indonesia asli, dan lain sebagainya, ini sudah SARA sesungguhnya"
"Kalau mau dilaporkan sebagai ujaran kebencian dan yang berbasis SARA, itu sudah memenuhi unsur, kalau mau dilaporkan atas penghinaan pun sudah memenuhi unsur", tegas Refly Harun.
Baca Juga: Refly Harun: Ganjar Pranowo Sepertinya Disingkirkan PDIP, Apakah ini Drama?
"Nah rupanya yang merasa tersinggung masyarakat adat Papua bukan kelompok Anies Baswedan"
Refly Harun menegaskan, siapapun tidak usah menggunakan instrumen murahan seperti ini, untuk melakukan/membuat sebuah argumentasi terhadap lawan politik atau orang-orang yang tidak kita senangi.