news

Rusia dan Ukraina Berkonflik, Apa Keuntungan Indonesia?

Rabu, 30 Maret 2022 | 07:00 WIB
Ilustrasi konflik Ukaina dan Rusia. (Pixabay/geralt)

Bisnis Bandung - Pengamat Perdagangan Internasional dari Prodi Perdagangan Internasional. FISIP Universitas Widyatama, Denny Saputera S.E., M.M mengemukakan, hubungan kerjasama Indonesia dan Rusia sudah berjalan lama tepatnya dimulai pada 25 Januari 1950, dimana Rusia masih dalam bentuk negara Uni Soviet.

Bahkan setelah Uni Soviet Runtuh dan berganti menjadi Federasi Rusia seperti sekarang, hubungan bilateral antara kedua negara masih cukup baik seperti pada masa awal kemerdekaan Indonesia.

Hubungan antara Indonesia dan Rusia mengacu pada hubungan bilateral luar negeri yang keduanya memiliki keanggotaan di APEC dan G-20. Rusia memiliki kedutaan besar di Jakarta, dan Indonesia juga memiliki kedutaaan besar di Moskow serta konsulat jenderal di Saint Peterburg (Kedutaan Besar RI di Moscow/kemlu.go.id/moscow).

Baca Juga: Metode Pembayaran Digital Di Indonesia Masih Dalam Tahap Awal, Belum Sampai Pada Tahapan Kompetisi

Denny Saputera S.E., M.M merujuk kepada data BPS (BPS – Export dan Import Indonesia Rusia) di era modern Indonesia mulai mempercai Rusia sebagai pemasok utama persenjatan militer dengan ketentuan pembayaran menggunakan sistem pembayaran jangka panjang, bukan hanya sejata yang Indonesia import dari Rusia banyak komoditas lainnya dengan rincian yaitu :

Impor Utama dari Rusia dengan tujuan Indonesia ditahun 2021 secara komulatif sejumlah US$ 1.253.795.061 atau 270.969.319 Kg, yang terdiri dari Besi Baja (HS 672) berkontribusi 26,01%, diikuti Pupuk Buatan Pabrik (HS 562) dengan 26,00%, Batu Bara (HS 321) dengan 14,92%, Besi Kasar – Besi Cor – Besi Beton (HS 671) dengan 9,69% dan Bahan mineral dan lainnya sejumlah 23,38%.

Jumlah komulatif di 2021 mengalami kenaikan sebesar 23,60% dibandingkan tahun 2020, yang mendominasi diluar tahun 2021 yaitu impor Pesawat serta Suku Cadang (HS 792) dengan 4,8% seperti Sukhoi SU-30, SU-27 MIL-35, BMP-3 dan senjata dan amunisi (4,2%) yang dikenal sebagai negara mengekpor sejata dan pesawat terbesar ke 2 didunia setalah Amerika. (Data diolah dari BPS – Export dan Import Indonesia Rusia) serta (kemdag.go.id).

Baca Juga: Secara Geostrategis, Ukraina Itu Terjepit Diantara Dua Gajah

Denny Saputera S.E., M.M mengimbuhkan, berdasarkan data Indikator Ekonomi Indonesia 2020-2021, Indonesia mengexport komoditas utamanya berupa kekayaan alam ke Rusia terdiri dari karet hingga barang dari karet berkontribusi sebesar US$11,1 juta, lemak - minyak hewan – minyak kakao sebesar US$102,4 juta Nilai ekspor Indonesia ke Rusia tersebut dari awal 2022 lebih tinggi dibandingkan awal 2021 naik 53,73%.

Peningkatan tersebut dirasakan sangat positif jika dilihat dari tahun sebelumnya yaitu di 2020 yang juga mengalami kenaikan 12,66%. Secara keseluruhan kerjasama Indonesia dengan Rusia berdampak positif juga dengan surplus neraca perdagangan di tahun 2021 dengan kenaikan 152,73% dibandingkan tahun 2020 sejumlah US$ 15,70 Juta.(Indikator Ekonomi Indonesia 2020-2021)

Konflik antara Rusia dengan Ukraina berdampak kepada perekonomian Indonesia. Surplus neraca perdagangan dikuartal pertama 2022 diprediksi lebih besar dibandingkan bulan sebelumnya karena ditopang kenaikan harga komoditas sebagai dampak dari konflik kedua negara tersebut.

Baca Juga: Jokowi Marah, Angin Segar untuk Pelaku Usaha Nasional

Mengutip profil perdagangan Indonesia 2020 – Q1 2022, peningkatan dari sisi ekspor didorong kenaikan harga komoditas sebagai imbas perang Rusia dan Ukraina.

Ekspor sejak Februari dan Maret makin kuat terutama karena kenaikan harga komoditas dan pembukaan ekspor batu bara yang juga ditopang oleh membaiknya indes PMI Manufaktur ke dalam zona ekspansi dan juga peningkatan index Dry Baltic dan kabar baiknya juga walaupun tengah berada pada Konflik antara Rusia dan Ukraina tidak berdampak pada neraca perdagangan Rusia dengan Indonesia dimana ditahun 2021 Rusia mendapatkan surplus perdagangan 30,89%. ***

Tags

Terkini