news

 UMKM Berharap, Ramadhan Tahun Ini Iklim Usaha Kembali Menggeliat 

Kamis, 24 Maret 2022 | 19:59 WIB
Illustrasi Harapan UMKM di Bulan Ramadhan (pixabay)
 
 
Bisnis Bandung --- Konsultan Pendamping UMKM Jawa Barat, Sertifikasi SKKNI BNSP, Arief Yanto Rukmana, S.T., M.M mengemukakan prospek/Iklim Usaha UMKM menjelang Ramadhan 2022 geliat usaha di sektor makanan dan fashion tahun ini lebih baik ketimbang tahun sebelumnya, mengingat juga masyarakat (pelaku usaha dan konsumen) sudah mampu beradaptasi dengan kondisi, ditambah lagi sebentar lagi masuk bulan Ramadhan, geliat ekonomi akan makin bertumbuh. Lebaran tahun ini, di prediksi peningkatan iklim usaha akan semakin baik, omzet penjualan bertambah menjelang ramadhan hingga lebaran 2022.
 
Kebijakan peralihan dari pandemi ke endemi signifikan mempengaruhi iklim usaha pelaku UMKM, kebijakan tersebut menjadikan pelonggaran untuk masyarakat dapat lebih leluasa mengatur ritme bisnis, dan tetap menerapkan protokol kesehatan pada usahanya. Pembatasan sosial yang sudah sejak 2020 diberlakukan karena pandemi, kini dengan status nya akan menjadi endemi tentunya membawa pelajaran berharga untuk pelaku usaha berinovasi pamasaran. Banyak usahawan berhasil di tengah pandemic disisi beberapa ada yang gulung tikar, namun umumnya banyak yang tumbuh di masa pandemi ini, paparnya kepada Bisnis Bandung (BB), di Bandung. 
 
Selama masa pandemi iklim usaha di saat menjelang ramadhan serta lebaran tahun lalu memang omzet penjualan UMKM terganggu, dan cenderung mengalami penurunan dikarenakan pembatasan sosial tahun lalu juga masih ketat karena proses vaksinasi oleh pemerintah masih berjalan, di samping itu pelaku usaha menyiapkan strategi kreatif untuk dapat shifting cara berjualan dari offline ke penjualan online, strategi pemasaran yang inovatif dengan memanfaatkan teknologi menjadi titik balik kunci terobosan keberhasilan usaha keluar dari masalah pelambatan ekonomi dan gangguan bisnis saat pandemi
 
Mahasiswa Doktoral Pendidikan Teknologi dan Kejuruan - Universitas Pendidikan Indonesia ini mengungkapkan, merujuk kepada data, selama pandemi, jumlah UMKM yang tumbang/kolaps merujuk pada hasil survei Bank Indonesia menyebutkan sebanyak 87,5 persen UMKM terdampak pandemi Covid-19, dari jumlah itu ada sekitar 93,2 persen diantaranya terdampak negatif disisi penjualan. Sektor usaha yang terdampak diantara nya: sektor konstruksi turun 17,9 persen, sektor perdagangan turun 3,2 persen, tercatat 2,8 juta warga menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK)
 
Program dari pemerintah saat pandemi untuk UMKM sangat banyak, diantara nya adalah; program yang diselenggarakan oleh kemenparekraf yaitu *bekalin* Belajar Ekonomi Kreatif Digital Indonesia. Merupakan program pembelajaran ekonomi kreatif dan digital yang dilakukan secara online dan offline untuk meningkatkan kapasitas kewirausahaan digital di kalangan generasi muda di seluruh Indonesia untuk menjadi pemenang di era digital. Program bekalin meliputi  pembekalan kompetensi digital marketing, kompetensi web development, dan lainnya.
 
Lalu program yang di selenggarakan oleh Kementrian Ketenagakerjaan RI sangat banyak yang dapat di akses mulai dari : pembuatan roti dan kue, menjahit pakaian, budidaya sayuran, tata rias pengantin, tata rias kecantikan, pemasangan instalasi listrik, service sepeda motor injeksi, menjahit pakaian untuk Garmen Apparel,  menjahit kebaya, tataboga, desain grafis, multimedia, teknisi dan sangat banyak yang lainnya, kemudian juga program dari kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kominfo) membuat program pendampingan usaha yang begitu masif, juga yang gencar di lakukan oleh Kementrian Koperasi dan UKM juga membuat program terobosan untuk UMKM Go Digital, juga masih banyak lagi yang menjadi fokus pemerintah untuk mendukung pertumbuhan perekonomian.
 
Program yang diselenggarakan oleh pemerintah dalam mensupport geliat umkm selama pandemi cukup efektif mengingat kebutuhan pembekalan kompetensi yang harus di miliki pelaku usaha/UMKM khususnya untuk naik kelas ini begitu penting, program-program pemerintah ini umum nya gratis sehingga biaya untuk pelatihan kompetensi menghemat pengeluaran pelaku usaha/UMKM sehingga alokasi dana mereka dapat di gunakan untuk pengembangan usaha, juga peran aktif pemerintah membantu masyarakat ekonomi bawah melalui PKH (program keluarga harapan) ini juga menjadi  jaring2 pengaman ekonomi dan sosial masyarakat, sehingga dapat bertahan dan beradaptasi saat krises, juga harapan nya masyarakat yg mandiri dengan giat kewirausahaan UMKM mampu berdaya saing di saat pandemi, papar Arief yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Coach Bisnis Indonesia (ICBI)
 
Sedangkan kontribusi pihak perbankan, BUMN/BUMD dan Swasta, juga turut mengambil bagian untuk menggeliat kan perekonomian. Pihak perbankan dengan program nya, memberikan relaksasi kredit, dan tetap mengucur kan pembiayaan untuk support usaha. Lalu BUMN dan BUMD memberikan kontribusi program CSR melalui implementasi PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) - penyaluran program bantuan pendanaan PKBL. Perusahaan Swasta juga turut serta mereka membuat program kolaborasi, pungkasnya kepada BB. ***

Tags

Terkini