Menurutnya, peristiwa ini harus dijadikan peringatan serius dan momentum untuk membersihkan lingkungan dari pengaruh tersebut.
Ia menekankan bahwa infiltrasi atau penyusupan ke dalam berbagai lembaga sudah menjadi strategi umum kelompok teroris
seperti Jama’ah Islamiyah (JI) dan Jama’ah Anshoru Daulah (JAD), yang keduanya telah diungkap oleh Densus 88 sebagai afiliasi dari ISIS.
"PT KAI akan mengintensifkan kerja sama dengan BNPT dan Densus 88,
Akan menaati proses hukum terhadap karyawan berinisial DE yang diduga terlibat dalam tindakan teroris," tambahnya.
Baca Juga: Insiden Penembakan Kantor MUI, Apakah Termasuk Jaringan Teroris?
Dalam upaya melawan infiltrasi pandangan terorisme, Said Aqil menjelaskan bahwa PT KAI telah menjalin kerja sama dengan BNPT sejak tahun 2021
Dan akan memperkuat program "Sinergitas Pencegahan Paham Radikal Terorisme."
Program ini akan melibatkan edukasi dan pelatihan untuk seluruh tingkatan karyawan PT KAI.
Menurut Said Aqil, penting bagi masyarakat untuk memahami informasi tentang terorisme.
Ia mengingatkan bahwa gerakan terorisme merupakan ancaman serius yang dilakukan dengan cara sistematis dan terencana.
Menurutnya, gerakan terorisme dapat berkembang seiring perkembangan zaman,
Baik dilakukan oleh individu maupun kelompok, dan dapat terjadi secara terbuka atau tersembunyi.
Baca Juga: Lebih Dari 3 Ribu Petugas Pengamanan dan 5 Juta Tiket Disiapkan KAI untuk Hadapi Libur Nataru
Bentuk-bentuk kejahatan terorisme saat ini sangat bervariasi, baik dalam bentuk aksi konvensional maupun digital.