Kondisi ini menunjukkan bahwa kesepakatan damai bersifat rapuh dan belum disertai komitmen tulus dari kedua pihak.
Satrawi menilai, baik Israel maupun Hamas masih terjebak dalam kepentingan politik dan militer masing-masing. Kelompok sayap kanan di Israel bahkan melihat situasi ini sebagai peluang untuk menumpas Hamas yang dianggap sedang dalam posisi lemah.
Namun langkah tersebut terhambat oleh tekanan internasional, terutama dari Presiden Donald Trump yang berperan langsung sebagai penjamin gencatan senjata.
Trump disebut berkomitmen menjaga kesepakatan ini demi menjaga stabilitas kawasan Timur Tengah. Kegagalan gencatan senjata akan menjadi pukulan besar bagi kredibilitas diplomatiknya, terutama di tengah upaya Amerika memperkuat pengaruhnya di kawasan tersebut.***
Baca Juga: “Koboi Purbaya” Bikin Gempar! Ikrar Nusa Bhakti: Gaya Tembaknya Bisa Kena Balik!