bisnisbandung.com - Puluhan aktivis kemanusiaan dari berbagai negara yang tergabung dalam pelayaran global Sumud Flotilla masih ditahan oleh otoritas Israel.
Para aktivis tersebut dilaporkan mengalami kekerasan fisik, intimidasi, serta perlakuan tidak manusiawi selama berada di dalam tahanan.
Informasi ini disampaikan oleh Muhammad Husein, Ketua Koordinator Indonesia Global Peace Convoy, yang terus memantau perkembangan kondisi para aktivis.
Menurutnya, hingga saat ini masih ada puluhan aktivis yang menjadi korban penangkapan dan belum dibebaskan oleh pihak Israel.
Baca Juga: Purbaya dan Luhut Beda Pandangan Soal Anggaran Program Makanan Bergizi Gratis
“Kabar terbaru yang kami terima sampai saat ini, masih ada puluhan aktivis korban penculikan yang masih berada di dalam penjara-penjara Israel, dan banyak dari mereka itu mengalami kekerasan,” ujarnya dilansir dari youtube CNN Indonesia.
Sebagian dari mereka bahkan dikabarkan mengalami kekerasan fisik dan pelecehan selama proses penahanan.
“Kita sudah dengar banyak testimoni dari para aktivis yang sudah keluar. Mereka menyebut bagaimana mereka diperlakukan secara tidak manusiawi,” terangnya.
Dari laporan jaringan kemanusiaan global, sejumlah aktivis perempuan mengalami tindakan yang merendahkan martabat, termasuk pemaksaan melepas penutup kepala.
Baca Juga: Prabowo Turun Langsung! Negara Rugi hingga Rp300 Triliun akibat Tambang Ilegal
Beberapa aktivis asal negara Arab seperti Aljazair dan Tunisia juga dilaporkan mengalami pemukulan berat oleh aparat keamanan Israel. Kondisi mereka hingga kini masih belum diketahui secara pasti karena akses komunikasi dengan pengacara dan keluarga sangat dibatasi.
Muhammad Husein menjelaskan bahwa perlakuan Israel terhadap para aktivis menunjukkan adanya diskriminasi.
Aktivis yang berasal dari negara-negara Eropa seperti Italia, Spanyol, dan Yunani lebih cepat dibebaskan, sementara aktivis dari negara-negara Arab dan Muslim masih ditahan tanpa kejelasan.
Hal ini diduga terkait hubungan diplomatik antara Israel dengan negara-negara asal para aktivis tersebut.
Baca Juga: Tuai Sorotan, Keluarga Korban Pesantren Al Khoziny Tolak Santunan demi Berkah Kiai