bisnisbandung.com - Kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang salah satu bank BUMN, berinisial MIP, masih menjadi sorotan publik.
Korban diculik dari parkiran pusat perbelanjaan di Jakarta Timur dan kemudian ditemukan tewas di kawasan persawahan Desa Nagasari, Serang Baru, Kabupaten Bekasi.
Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, menilai peristiwa ini sarat dengan perencanaan matang.
Ia menegaskan bahwa korban bukan sasaran acak, melainkan memang sudah menjadi target sejak awal. Hal ini terlihat dari cara pelaku memarkirkan kendaraan tepat di samping mobil korban sebelum memaksa korban masuk ke dalam mobil mereka.
Baca Juga: Mahfud MD Angkat Jempol untuk Prabowo: Tegas Tak Lindungi Wamenaker Immanuel Ebenezer
Menurut Adrianus, posisi mobil pelaku menjadi bukti bahwa korban sudah dibuntuti sejak beberapa waktu sebelumnya.
“Ya, jelas sekali bahwa korban memang sudah dikuntit dan ditunggu. Terlihat dari mobil korban itu diparkir di sebelah mobil pelaku,” ungkapnya dilansir dari youtube Official iNews.
Hal itu sekaligus menepis anggapan bahwa kasus ini terjadi karena salah sasaran. Dengan demikian, penculikan ini dipastikan dilakukan secara terencana dengan memilih korban secara spesifik.
Baca Juga: Heboh! Amien Rais Sebut UGM “Badut Politik” karena Bela Jokowi
Lebih lanjut, Adrianus menguraikan alasan mengapa korban akhirnya dibunuh. Ia menyebut ada kemungkinan korban melawan saat penculikan, menolak memberikan informasi yang diinginkan, atau justru sudah dianggap cukup setelah pelaku berhasil mendapatkan apa yang mereka incar.
“Korban tidak mau memberikan keterangan, korban dianggap ngeyel, atau mungkin juga sebetulnya korban sudah dianggap cukup dalam rangka keterangannya diambil,” dugaannya.
Dugaan lain adalah rekening korban telah dikuras sehingga keberadaannya dianggap tidak lagi diperlukan.
Meskipun tampak dilakukan dengan rapi dan profesional, Adrianus menyoroti kelemahan para pelaku. Hanya dalam hitungan jam, tim Resmob Polda Metro Jaya berhasil menangkap empat pelaku.
Baca Juga: Rakyat Susah, DPR Malah Makin Kaya! Ikrar Nusa Bhakti Kritik Tunjangan Baru