Meskipun sempat menyatakan akan mengambil keputusan dalam dua minggu, Trump justru melancarkan serangan dalam dua hari.
Namun serangan tersebut bersifat terbatas dan bersifat simbolis, seolah ditujukan untuk menyeimbangkan tekanan dari dua kubu: kelompok pro-perang yang mendukung Israel, dan mayoritas warga Amerika yang menolak keterlibatan militer baru di Timur Tengah.
Serangan terbatas tersebut juga diikuti oleh respons terbatas dari Iran, yang menyerang pangkalan militer AS di Qatar secara terbatas pula.
Hal ini menunjukkan bahwa kedua pihak sama-sama berupaya menghindari eskalasi besar-besaran. Di akhir konfrontasi, Trump bahkan menyampaikan sinyal damai dan menyatakan bahwa konflik telah usai secara sepihak.
“Nah, artinya itu menunjukkan indikasi bahwa Trump memang tidak ingin ada eskalasi.
Karena buat Amerika Serikat, berperang all-out melawan Iran itu biayanya besar banget,” pungkasnya.***
Baca Juga: Perang Iran-Israel Jadi Alarm! Adi Prayitno: Indonesia Harus Siap Tempur Segala Situasi