3. Keyakinan Yahudi dan Ketimpangan Pandangan
Dalam wawancara tersebut, Bilzerian juga mengangkat isu agama, terutama terkait keyakinan bahwa sebagian orang Yahudi menganggap diri mereka lebih superior dibandingkan kelompok lain.
Ia mengutip kitab suci Yahudi untuk mendukung pandangannya.
Baca Juga: Menilai Kinerja DPR, Adian Napitupulu Sebut Perlu Dekat dengan Rakyat
4. Dampak Protes Pro-Palestina di Amerika Serikat
Bilzerian juga menyoroti bagaimana protes pro-Palestina di berbagai universitas di AS menghadapi penolakan dan dampak besar, berbeda dengan gerakan lain seperti Black Lives Matter yang menurutnya tidak mengalami respons yang sekeras itu.
5. Holocaust dan Kritik Terhadap Israel
Salah satu kritik tajam yang disampaikan Bilzerian adalah bahwa orang Yahudi kerap memainkan "kartu korban" dalam konteks Holocaust.
Ia menyatakan bahwa meski kekejaman Holocaust memang terjadi, orang Yahudi bukan satu-satunya kelompok yang pernah mengalami penderitaan serupa.
6. Politik AS dan Pengaruh Israel
Bilzerian juga menyinggung pengaruh Israel dalam politik AS, mengklaim bahwa banyak politisi di negara tersebut lebih setia kepada Israel ketimbang kepentingan nasional AS.
Baca Juga: Menilai Kinerja DPR, Adian Napitupulu Sebut Perlu Dekat dengan Rakyat
7. Ia bahkan menyebutkan bahwa calon presiden dari kedua partai mayoritas dianggap pro-Israel karena alasan pendanaan.
Dalam wawancara yang penuh kontroversi ini, Bilzerian tidak hanya berbicara secara blak-blakan mengenai konflik Israel-Palestina, namun juga memberikan pandangan yang kuat tentang pengaruh Israel dalam politik dan media Amerika Serikat.
8. Baginya, Israel dianggap sebagai sumber ketidakstabilan global, dan ia meyakini bahwa dunia akan lebih aman tanpa kehadiran negara tersebut.***