Bisnisbandung.com - Rusia baru-baru ini melaporkan penemuan cadangan minyak dan gas yang sangat besar di Antartika, yang dilaporkan mencapai 511 miliar barel minyak.
Penemuan ini menghebohkan dunia, terutama karena sebagian wilayah penemuan tersebut telah diklaim oleh Inggris.
Dengan jumlah 511 miliar barel, cadangan ini diperkirakan sepuluh kali lipat dari produksi minyak Laut Utara selama 50 tahun terakhir.
Penemuan ini disampaikan oleh kapal-kapal riset Rusia kepada komite audit lingkungan (EAC) di Moskow, menambah dimensi baru dalam persaingan global untuk sumber daya alam.
Baca Juga: Pengamat Energi : Eksplorasi Sumber Energi Baru, Kunci Peningkatan Produksi Minyak Dan Gas Indonesia
Penemuan tersebut adalah hasil dari survei yang dilakukan oleh kapal Alexander Karpinsky, yang dioperasikan oleh Rosgeo, badan Rusia yang bertanggung jawab untuk menemukan cadangan mineral untuk eksploitasi komersial.
Hasil survei ini menunjukkan potensi yang luar biasa bagi Rusia dalam menguasai pasokan energi global, namun juga memicu kekhawatiran lingkungan yang signifikan.
Menurut perjanjian Antartika tahun 1959, kawasan Antartika seharusnya dilindungi dari segala bentuk pengembangan mineral atau minyak.
Perjanjian tersebut mengatur bahwa Antartika harus digunakan hanya untuk tujuan damai dan penelitian ilmiah, tanpa aktivitas komersial.
Namun, laporan penemuan ini menimbulkan pertanyaan serius tentang masa depan perjanjian tersebut.
Baca Juga: Pengurangan Impor Minyak di Indonesia Berkat Penggunaan Energi Terbarukan
Mengutip dari The Telegraph, anggota parlemen Inggris, David Rutley, pekan lalu mengungkapkan kepada EAC bahwa departemennya memutuskan untuk mempercayai jaminan Rusia bahwa mereka hanya melakukan penelitian ilmiah.
Namun, dengan penemuan besar ini, kekhawatiran meningkat bahwa penelitian ilmiah tersebut bisa berubah menjadi eksploitasi komersial.
Meskipun Rusia mengklaim bahwa penemuan ini merupakan hasil dari penelitian ilmiah, banyak pihak khawatir bahwa eksploitasi cadangan minyak dan gas ini akan membawa dampak besar terhadap lingkungan Antartika yang rapuh.