Menurut dr. Vera, kalau anak-anak tidak memiliki waktu yang cukup untuk merawat orangtua mereka yang sudah lanjut usia, maka akan lebih baik menyerahkan tugas tersebut kepada caregiver profesional.
Jika kita menengok ke Singapore, di sana ada tiga Elder Care Services atau fasilitas kesehatan khusus lansia yaitu Day Care Center, In-Home Care dan Nursing Home.
Day Care Center untuk lansia tidak jauh berbeda dengan day care pada anak-anak yaitu menitipkan lansia pada jam-jam tertentu, disediakan makanan dan transportasi, ada aktivitas sehari-hari, rekreasi dan kehidupan sosial bersama lansia lainnya. Setelah jam day care-nya selesai, ketika sore hari lansia bisa dijemput pulang oleh keluarga.
Untuk In-Home Care, semua kebutuhan lansia seperti yang didapatkan di day care bisa didapatkan. Perbedaannya adalah perawatannya dilakukan di rumah lansia dengan pengawasannya selama 24 jam.
Baca Juga: Strategi Jerman Menghadapi Lonjakan Lansia, Ternyata Banyak Warganya yang Berumur Panjang
Sedangkan Nursing Home atau panti jompo di sana lebih berfokus kepada lansia yang sudah tidak mandiri. Nursing Home di Singapore berbeda dengan panti jompo di Indonesia yang lebih menerima lansia yang masih mandiri.
Walaupun belum banyak, Indonesia kini melirik bisnis dengan target lanjut usia. Kini sudah mulai bermunculan day care untuk lansia dan senior living yang memberikan berbagai keuntungan lebih bagi lansia. Selain ada aktivitas sehari-hari yang menyenangkan juga layanan kesehatan yang menyeluruh.
Dengan berkembangnya layanan dan fasilitas untuk lansia, apakah hal ini menggeser pola pikir lansia untuk memilih tinggal di panti jompo daripada bersama anak?
Berikut pendapat oma-oma yang sehat dan bahagia dari H2O Community yang di bentuk setahun lalu di Bandung tentang pilih tinggal bersama anak atau di panti jompo.
“Kalau anak saya kirim saya ke panti jompo sih, saya pasti akan sedih. Ngerasa dibuang, disia-siakan sama anak saya.” (Oma Nunung, 76 tahun)
“Selagi saya masih kuat dan anak-anak engga keberatan, saya sih lebih baik tinggal sama anak dan cucu. Bisa ada hiburan main bersama cucu,” (Oma Sonja, 74 tahun)
“Kalau buat saya karena sekarang masih ada suami, jadi lebih baik tinggal sama suami aja karena khan ada 2 anak laki-laki tapi udah berumah tangga dan engga tinggal di Bandung.” (Oma Ade, 68 tahun)
“Tinggal di panti jompo ya…hmmm…engga kebayang sih, kayanya rame juga ya bisa kumpul sama temen-temen seumuran? Kalau sekarang khan di rumah, mau maen sama cucu udah engga nyambung, mau maen sama anak pada sibuk.” (Oma Tuti, 66 tahun)
Baca Juga: Pesan di Hari Buruh dari Prabowo Subianto, Dukung Kemajuan dan Kesejahteraan Para Pekerja
Jadi lebih baik tinggal bersama anak atau di panti jumbo? Ada baiknya diserahkan kepada lansia itu sendiri. Mana yang membuat mereka bahagia, jika tinggal bersama anak dan cucu, maka anak dan cucu harus bisa menghargai keberadaan mereka.