Bisnisbandung.com - Seiring berjalannya waktu, sejumlah negara di Asia Selatan dan Asia Tenggara sedang berjuang melawan gelombang cuaca panas ekstrem.
Dalam beberapa minggu terakhir, jutaan penduduk di wilayah tersebut merasakan dampak panas yang melanda.
Peringatan serius telah dikeluarkan oleh pemerintah Thailand pada Kamis, 25 April 2024, menyusul kenaikan tajam kasus kematian akibat heatstroke atau serangan panas, yang telah merenggut nyawa 30 orang.
Baca Juga: Cuaca Tidak Bersahabat Muka Bermasalah, Ikuti Tips Agar Kulit Wajah Terawat
Pemerintah Thailand bukan satu-satunya yang terus berjibaku dengan cuaca tak terduga ini.
Di Filipina, beberapa sekolah telah mengambil langkah ekstra dengan memberlakukan libur untuk melindungi para siswa dari bahaya panas yang melampaui batas aman.
Hal ini terjadi sebagai upaya preventif untuk menghindari dampak serangan panas yang bisa membahayakan kesehatan.
Menanggapi fenomena ini, Deputi BMKG, Guswanto, memberikan penjelasan menarik. "Filipina itu masih mirip dengan Indonesia, karena di Filipina masih didominasi oleh lautan sehingga itu bisa mempengaruhi suhunya," ungkap Guswanto.
Gelombang panas biasanya terjadi di lintang tengah, misalnya di India, Jepang, dan Asia Selatan, namun sekarang tampaknya Thailand dan negara-negara sekitarnya juga terpengaruh.
Kondisi ini mengingatkan kita pada pentingnya kesadaran akan perubahan iklim dan efeknya terhadap kesehatan manusia.
Kepedulian terhadap pemanasan global dan cuaca ekstrem semakin mendesak untuk diwaspadai oleh komunitas internasional.
Sementara itu, masyarakat setempat berusaha bertahan dengan cara yang mereka bisa.
Pemerintah dan lembaga kesehatan juga terus menggalakkan kampanye kesadaran untuk mencegah dampak buruk dari suhu ekstrem ini, termasuk penggunaan yang berlebihan pada pendingin udara dan meminimalisir aktivitas di luar ruangan pada saat suhu mencapai puncaknya.