Bisnisbandung.com - Seekor sapi merah yang diimpor khusus dari Texas, AS, telah tiba di Yerusalem, mengundang perhatian karena rencana ritual keagamaan yang akan dilakukan.
Temple Institute Israel dijadwalkan mengadakan konferensi pada Rabu 27 april 2024 untuk membahas persiapan pengorbanan sapi merah ini, yang bertujuan untuk membersihkan orang Yahudi dari "najis orang mati" agar dapat memasuki kawasan Masjid Al-Aqsa.
Ritual ini, yang bertujuan untuk membersihkan orang Yahudi dari "najis orang mati", memungkinkan mereka untuk memasuki kawasan Masjid Al-Aqsa, yang saat ini dianggap tidak suci dan tidak layak untuk dikunjungi menurut Rabi Agung Israel.
Baca Juga: Hasto Akui Kemajuan Di Pemerintahan Jokowi: Tapi Ada Beban Utang yang Besar
Laporan menyebutkan bahwa sapi-sapi tersebut akan menjalani perawatan khusus dan pemantauan di pemukiman Shiloh di utara Ramallah, di mana konferensi akan diadakan.
Beberapa rabi yang mendukung pelaksanaan ritual tersebut akan berbicara setelah sapi-sapi mencapai usia minimum yang diperlukan, yaitu dua tahun dua bulan.
Kelompok ekstremis Kuil mengandalkan pelaksanaan ritual ini untuk memungkinkan umat Yahudi yang beragama memasuki Masjid Al-Aqsa, yang saat ini dihindari karena larangan resmi dari para rabi.
Baca Juga: Respons Prabowo Soal Gugatan Kubu 01 dan 03 di MK: Kami Hormati Mereka
Penerbitan pengumuman oleh Temple Institute pada bulan Februari menyerukan agar para pendeta sukarelawan dilatih dalam ritual penyucian dengan sapi merah, menetapkan persyaratan khusus bagi para relawan.
Proses penyucian dengan sapi merah ini dijadwalkan untuk dilakukan di sebidang tanah di Bukit Zaitun, yang disita oleh kelompok-kelompok Yahudi ekstrimis untuk tujuan tersebut.
Selain ritual keagamaan, sapi merah ini juga dianggap sebagai kunci untuk memulai kembali pembangunan Kuil Yahudi yang pernah berdiri di Yerusalem sejak 957 SM, yang hancur oleh bangsa Romawi kuno sekitar 2.000 tahun yang lalu yang penuh gejolak.
Baca Juga: Simbolisme dan Tradisi Telur Paskah Yang Meriah
Bangsa Israel mempercayai bahwa untuk membangun kembali kuil tersebut, mereka harus mempersembahkan seekor sapi merah tanpa cacat, sesuai dengan yang tertulis dalam Kitab Bilangan Ibrani.
“Saya yakin itu akan selesai, 100%. Seluruhnya akan digunakan untuk membangun sebuah kuil,” kata Kronfeld, penduduk asli New York, yang mendirikan organisasi High on the Har sambil bersikeras bahwa kuil dan kubah emasnya harus dilestarikan, namun direlokasi.