Baca Juga: Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Hewan, Ada Kemungkinan Menular ke Manusia?
"Untuk harga kelompok sayur-sayuran pada awal bulan April sebenarnya cenderung bagus. Penurunan harga justru terjadi pasca lebaran, besar kemungkinan disebabkan faktor pasar belum normal (produksi masih tetap bahkan membludak, sementara konsumsinya turun). Hal ini yang dirasakan anggota SPI di wilayah Bogor” ujarnya.
Potensi Gejolak kedepannya
Agus Ruli menyampaikan gejolak harga di tingkat petani masih akan terus berlanjut di masing masing subsektor yang sebelumnya mencatatkan kenaikan NTP.
"Kita lihat saat ini situasinya cukup mengkhawatirkan. Di subsektor perkebunan, pengaruh kebijakan pelarangan ekspor CPO mengakibatkan harga komoditas sawit tertekan"
"Laporan dari anggota SPI di berbagai wilayah seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, dan Riau menyebutkan harga Tandan Buah Segar (TBS) mengalami penurunan drastis, sampai 50 persen bahkan lebih.”
"Hal ini pasti berdampak di NTP mendatang (Mei), bukan sekarang. Belum lagi faktor kenaikan harga pupuk yang cukup tinggi, hal ini akan menggerus NTP Perkebunan.
"Padahal selama ini, NTP Perkebunan merupakan penopang utama pertumbuhan positif NTP nasional" ujarnya.
Baca Juga: Utang Freeport Kian Membengkak, Apa Keuntungan yang Diperoleh Indonesia?
Ia juga menyebutkan kondisi serupa juga mungkin dialami subsektor peternakan, yang saat ini dihadapkan pada ancaman wabah/virus.
Artikel Terkait
Pertumbuhan Impor Daging Sapi Meningkat Tajam Dibandingkan Produksi Daging Sapi Dalam Negeri
SPI: Pelarangan Ekspor CPO dan Minyak Goreng: Momen Perombakan Kebijakan Persawitan di Indonesia
Daya Beli Membaik, Mudik Diijinkan, Mendongkrak Angka Penjualan Kendaraan
Daya Beli Membaik, Seminggu Jelang Lebaran, Stok Produk Seasonal di Sejumlah Ritel Habis
Berdampak Pada Ekonomi Global, Pemerintah Harus Segera Mencabut Larangan Ekspor CPO
Ini Data Provinsi yang Paling Banyak Pengaduan Pelanggaran THR!