"Saat sebelum pandemic, produk Sate Padang dijual sampai ke Kabupaten Bandung. Produk untuk daging bisa sampai seminggu jika di simpan di freezer. Namun untuk bumbu hanya bertahan 2 hari di dalam freezer" paparnya.
Untuk optimalisasi pemasaran produk Sate Padang Pariaman Ma’Etek yakni dengan memberikan diskon di beberapa merchant online (grabfood, gofood, shopee food, traveloka).
Pemasaran melalui media social seperti (Instagram, facebook, tiktok dan google bisnis) dan WOW (word of mouth).
Baca Juga: 3 Kuliner Wajib di Cirebon, Salah Satunya Makanan Langka Pasca Kemerdekaan RI
Sedangkan untuk meningkatkan kualitas produk usaha upaya yang dilakukan yakni memilih bahan baku yang berkualitas baik, melakukan proses memasak yang benar dan bersih serta melakukan QC (quality control) setiap hari
Diakuinya, saat ini usaha Sate Padang miliknya tengah menghadapi persaingan langsung dengan beberapa Sate Padang yang “hits” di Kota Bandung dan persaingan tidak langsung, dimana yang sedang marak saat ini di Bandung adalah Sate Asin Pedas.
"Alhamdulillah sejauh ini para pesaing tidak terlalu berpengaruh besar."
"Karena Sate Padang saya sudah memiliki cita rasa yang khas sehingga para pembeli melakukan repeat order/pembelian ulang dan memiliki lumayan banyak pelanggan tetap"
Diakuinya untuk kendala saat ini lebih ke produksi karena bahan baku yang naik dan bahan baku yang terkadang sulit di dapat di beberapa supplier, daun pisang dan daun kelapa untuk pembuatan ketupat.
Ciri khas dari produk Sate Padang Pariaman Ma’Etek ini yaitu selain ketersediaan daging yang lengkap, daging yang empuk dan keripik balado yang diproduksi sendiri.***
Artikel Terkait
Keripik Pisang, Panganan Tradisional Ini Usung Originalitas
Donat Karakter Lucu, Unik dan Menggemaskan
Produk Keripik Pisang Ini Usung Originalitas Rasa
Katanya Batagor Ini Renyah Dan Enak, Penasaran?
Kaya Rasa, Kaya Sensasi, Unik di Lidah, Sistik ini Diproduksi Tanpa MSG
Buah Favorit Rasulullah, Bisa Menguatkan Puasa