Jika berkaca angka kasus Diabetes Melitus (DM) dua tahun terakhir, pandemi Covid-19 menjadi salah satu faktornya.
Baca Juga: Kekerasan Terhadap Perempuan mungkinkah Dihapuskan?
Pasalnya, anak-anak lebih sering beraktivitas dirumah dengan gadget, pembelajaran juga melalui daring, tidak banyak aktivitas di luar karena tidak diperkenankan.
Konsumsi makanan pun tidak sesuai dengan kalori yang semestinya dikeluarkan saat beraktivitas. Itulah yang menjadi risiko penyebab gulanya melonjak.
Menurut hasil riset kesehatan dari Kementrian Kesehatan, prevalensi pengidap Diabetes Melitus (DM) di Kota Bandung mencapai 2,3 persen dari total jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas.
Baca Juga: Kebijakan Batas Atas dan Batas Bawah Harga Gabah Diberlakukan, Petani Bagkrut ?! Ini Fakta dari SPI
Meski angka tersebut tidak masuk dalam kategori tinggi, tetapi dikhawatirkan penyakit komplikasi yang bisa timbul dari Diabetes Melitus (DM) ini.
“Jika sejak remaja sudah mengidap Diabetes Melitus (DM), maka perjalanan penyakit komplikasinya bisa menyebar sangat luas, bisa menyebar ke mata, syaraf, dan banyak sekali,” katanya.
dr. Intan Annisa berharap, peningkatan kasus Diabetes Melitus (DM) yang terjadi setahun terakhir ini, bisa meningkatkan kesadaran warga, terutama warga Kota Bandung untuk memeriksakan diri secara dini ke puskesmas terdekat, minimal satu tahun sekali.***
Artikel Terkait
Terhenti Cukup Lama, Normalisasi Sungai Ciliwung Dilanjut Untuk Cegah Banjir di Jakarta
Ajarkan Siswa Berpikir Kreatif dan Inovatif, Dengan Membuat Bel Listrik Dari Barang Bekas
Harga Gas LPG 3 Akan Naik! Daya Beli Masyarakat?
Minyak Goreng Masih Mahal dan Langka Dipasaran Kota Cimahi. Ini Jawabannya?
Kadin Kota Bandung Gelar Rapimkot 2023
Sahabat Rajiv: Muluskan Langkah Ke Senayan, Ketua Dewan Pertimbangan NasDem Jabar Deklarasikan Sahara