Trump Menunda Bukan Batal, Waspadai Pemulihan Rupiah yang Hanya Efek “Sentimen Musiman”

photo author
- Kamis, 10 April 2025 | 20:15 WIB
Kebijakan Tarif Trump Ditunda 90 Hari (Tangkap layar youtube Metro TV)
Kebijakan Tarif Trump Ditunda 90 Hari (Tangkap layar youtube Metro TV)

bisnisbandung.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sempat menunjukkan penguatan signifikan ke kisaran Rp16.800 dalam perdagangan terkini, setelah sebelumnya mendekati level psikologis Rp17.000 per dolar.

 Namun, penguatan ini dinilai bukan merupakan tanda pemulihan fundamental yang berkelanjutan.

Ronny Setiawan, Executive Director, Head of Trading, Treasury & Markets PT Bank DBS Indonesia, menjelaskan bahwa dinamika penguatan rupiah saat ini lebih dipengaruhi oleh sentimen eksternal.

Khususnya kebijakan tarif dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Pada awalnya, pasar global cukup terkejut dengan rencana penerapan tarif menyeluruh yang sempat diumumkan, yang langsung mendorong volatilitas nilai tukar, termasuk rupiah.

Baca Juga: Demokrasi Kita Mundur, Pengamat Politik: Warisan Jokowi Kini Diteruskan Prabowo

Situasi tersebut sempat diperparah oleh kondisi pasar domestik yang tengah libur Lebaran, menyebabkan pergerakan nilai tukar lebih rentan terhadap tekanan eksternal.

Namun, keputusan pemerintah AS untuk menunda kebijakan tarif selama 90 hari memberi angin segar bagi pasar keuangan.

Ronny menyebut bahwa respons pasar yang tiba-tiba berubah arah lebih mencerminkan reaksi terhadap kabar baik jangka pendek, bukan refleksi dari perbaikan ekonomi mendasar.

Baca Juga: Najwa Shihab Bungkam di Era Prabowo? Ade Armando: Dulu Paling Keras Sekarang Diam

Pasar yang sebelumnya sangat pesimistis terhadap situasi global kini cenderung bereaksi cepat terhadap setiap kabar positif, termasuk potensi negosiasi bilateral yang akan dilakukan oleh pemerintah Indonesia dengan Amerika Serikat.

Pemerintah Indonesia dikabarkan telah mempersiapkan delegasi untuk melakukan pembicaraan langsung dengan pihak AS, sebagai bagian dari langkah strategis untuk menavigasi kebijakan dagang global yang fluktuatif.

“Jadi kami juga sudah melihat bahwa Bapak Presiden (RI) sudah mempersiapkan delegasi untuk ke AS, sehingga kami bisa melihat ada upaya-upaya negosiasi yang mungkin belum priced in oleh pasar,” ujarnya dilansir dari youtube CNBC Indonesia.

Baca Juga: HUT ke-77 Subang, Dedi Mulyadi: Tata Ruang Amburadul, Saatnya Ngabret!

Namun demikian, Ronny menegaskan bahwa pemulihan nilai tukar saat ini masih bersifat musiman.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X