bisnisbandung.com - Ekonom Ferry Latuhihin menilai bahwa langkah negosiasi merupakan strategi paling tepat yang bisa diambil Indonesia dalam menghadapi kebijakan tarif tinggi yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Menurutnya, pendekatan diplomatik akan jauh lebih efektif dibandingkan dengan aksi balasan atau konfrontasi yang justru bisa berdampak negatif bagi perekonomian nasional.
Ferry menyoroti bahwa fokus utama dalam perang dagang yang dilancarkan Trump sebenarnya adalah Tiongkok, mengingat skala persaingan industri yang setara, mulai dari kendaraan listrik hingga kecerdasan buatan.
Baca Juga: Menjelang Pemungutan Suara Ulang Pilkada Kabupaten Tasikmalaya 2025: Menakar Tantangan dan Harapan
“Nah, negara-negara kita yang di periferi gini, kayak Indonesia, Malaysia, sebetulnya tidak terlalu diperhitungkan. Karena apa? Produk mereka tidak competing dengan produk kita,´ujarnya dilansir dari youtube Metro TV.
Sementara itu, Indonesia tidak berada dalam posisi kompetitif yang sama karena produk ekspor nasional cenderung berasal dari sektor padat karya seperti tekstil, alas kaki, furnitur, dan makanan.
“Jadi memang seharusnya kita melakukan apa yang namanya bukan retaliation, tapi yang namanya negotiation,” tegasnya.
Baca Juga: Didorong KSPI, Prabowo Siap Bentuk Satgas Khusus Atasi PHK
Produk-produk ini, menurut Ferry, justru tidak bersaing langsung dengan industri dalam negeri Amerika Serikat dan bahkan dibutuhkan oleh konsumen di sana.
Oleh karena itu, tarif tinggi terhadap barang-barang tersebut bisa merugikan masyarakat dan dunia usaha di AS sendiri.
Dalam menghadapi tekanan semacam itu, Ferry menyarankan agar Indonesia fokus pada diplomasi dan dialog.
Baca Juga: Politikus PSI: Dedi Mulyadi Pemimpin Langka yang Dibutuhkan Indonesia
Ia juga mengungkap bahwa saat ini sudah ada formula negosiasi yang sedang disiapkan oleh delegasi Indonesia untuk merespons dinamika perdagangan tersebut.
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa pemerintah sebaiknya tidak terlalu jauh ikut campur dalam kebijakan tarif yang berkaitan dengan produk-produk konsumsi, karena efeknya bisa langsung terasa dalam bentuk kenaikan harga di dalam negeri.
Artikel Terkait
Diserang Tarif Donald Trump, Ini Jurus Prabowo Selamatkan Ekonomi RI
Mudik Turun 24%, Tanda Ekonomi Lesu? Ini Kata Adi Prayitno
Dedi Mulyadi Tegaskan Dampak Studi Tour: Saya Harus Menyelamatkan Beban Ekonomi Rakyat
Indonesia Sedang Krisis? Ekonom UI: Masyarakat Bisa Baca Kondisi Ekonomi Lewat 3 Indikator Ini
Tarif Trump Bikin Panas Perdagangan Global, Sri Mulyani: Ilmu Ekonomi Nggak Laku
Didorong KSPI, Prabowo Siap Bentuk Satgas Khusus Atasi PHK