Bisnisbandung.com - Perdebatan soal mudik Lebaran 2025 tak kunjung usai meski hari raya telah berlalu.
Pengamat politik Adi Prayitno menyebut polemik ini justru melebar ke isu ekonomi dan politik nasional.
Dalam kanal YouTube-nya Politik Syaiun-Syaiun, Adi Prayitno menyebut fenomena mudik tahun ini ibarat buah simalakama.
Baca Juga: Blok-Blok Kekuatan Baru akan Muncul Imbas Kebijakan Donald Trump, Prediksi Rocky Gerung
"Mudik salah, tak mudik pun juga salah," ujarnya.
Adi Prayitno menjelaskan angka pemudik yang melonjak kerap dijadikan indikator keberhasilan ekonomi.
Pemerintah bisa mengklaim bahwa ekonomi tumbuh karena masyarakat dianggap mampu membiayai perjalanan mudik.
“Biasanya mudik itu dijadikan ukuran kalau ekonomi sedang lampu hijau. Bahkan dianggap sebagai tanda-tanda Indonesia siap tinggal landas secara ekonomi,” jelasnya.
Baca Juga: Respons Lambat Pemerintah Dinilai Memperburuk Dampak Kebijakan Tarif Trump
Namun sebaliknya jika jumlah pemudik menurun maka akan muncul narasi bahwa ekonomi sedang bermasalah.
Apalagi Kementerian Perhubungan mencatat penurunan pemudik hingga 24% dibanding tahun lalu.
Adi Prayitno menyoroti tiga penyebab utama turunnya angka pemudik tahun ini.
Pertama, jarak Lebaran yang berdekatan dengan libur Natal dan Tahun Baru di mana banyak orang sudah mudik lebih dulu.
Kedua, daya beli masyarakat yang makin tergerus. Banyak orang memilih menahan uangnya untuk kebutuhan tahun ajaran baru yang tak kalah mahal.
Baca Juga: Bukan Soal Tarif 32%, Ferry Latuhihin Ingatkan Ancaman Terbesar dari Kebijakan Trump
Artikel Terkait
Urbanisasi Usai Lebaran, Adi Prayitno: Jangan Salahkan Perantau!
Pangan Aman Sopir Angkot Aman!, Dedi Mulyadi: Oknum Diproses Hukum!
Bukan Edukasi, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Sebut Study Tour Kini Cuma Jadi Piknik Mahal
Heboh Tuntutan Adili Jokowi, Mohamad Sobary: Ini Suara Rakyat Bukan Settingan!
Perang Dagang Donald Trump Menggila, Rocky Gerung: Solusi Kantor Komunikasi Presiden Super Dungu!
Kritik Bukan Ancaman, Adi Prayitno: Justru Tanda Cinta Tanah Air