bisnisbandung.com - Center of Economics and Law Studies (Celios) menilai terdapat sejumlah kejanggalan dalam data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).
Direktur Kebijakan Publik Celios, Media Wahyudi Askar, menyebut bahwa beberapa indikator ekonomi yang dilaporkan pemerintah tidak sejalan dengan kondisi riil di lapangan.
Celios menyoroti data sektor semen, ritel, dan investasi otomotif yang dinyatakan membaik, namun tidak mencerminkan situasi sebenarnya.
Menurut lembaga ini, daya beli masyarakat masih lemah, tercermin dari pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang nyaris stagnan, yakni hanya naik tipis dari 4,95 persen pada kuartal I 2024 menjadi 4,97 persen pada kuartal II 2025.
Baca Juga: Uang Rakyat Triliunan Untuk IKN? Amien Rais: Jokowi Gagal Total!
Kondisi ini dinilai bertolak belakang dengan lonjakan pertumbuhan ekonomi nasional menjadi 5,12 persen.
“Kami khawatir data ekonomi digunakan untuk mendukung narasi politik pemerintah sehingga merusak kepercayaan publik terhadap data statistik pemerintah,” ujar Media dilansir dari youtube Kompas TV.
“Masalah ini bukan teknis saja karena implikasinya langsung terhadap reputasi Indonesia di mata internasional dan berdampak buruk pada masyarakat,” terusnya.
Selain itu, Celios menemukan adanya ketidaksesuaian antara komponen Produk Domestik Bruto (PDB) dan indikator utama lainnya.
Baca Juga: Prabowo Langgar Hukum! Suhadi: Abolisi Terlambat, Amnesti Terlalu Dini
Misalnya, pendapatan negara mengalami penurunan signifikan, meskipun BPS melaporkan pertumbuhan pada sektor ekspor dan impor.
Anomali serupa terlihat pada data Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB) dan tren pemutusan hubungan kerja (PHK) yang meningkat, meski beberapa sektor disebut mengalami pertumbuhan.
Celios khawatir data ekonomi yang disajikan pemerintah berpotensi digunakan untuk membangun narasi politik, yang justru dapat mengaburkan masalah sebenarnya.
Baca Juga: Antusiasme Tinggi, Ribuan Warga Sambut Hangat Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Cianjur
Artikel Terkait
UU Cipta Kerja Mempercepat Tren PHK, CELIOS Soroti Data BPS Terkait Pangangguran Problematik
Segini Bukan Orang Miskin, BPS Ungkap Pengeluaran Rp595 Ribu per Bulan Dinilai Cukup
BPS Tak Berani Umumkan Data Kemiskinan? Awalil Rizky: Ada yang Disembunyikan!
Angka Kemiskinan BPS Diragukan, Bank Dunia Sebut Bisa Capai 68%! Ekonom: Metode BPS Perlu Direvisi
Awalil Rizky Bongkar Kejanggalan Data Kemiskinan BPS: “Kok Bisa Turun di Tengah PHK Massal?”
Bahaya! Rocky Gerung Tuding BPS Manipulasi Data Pertumbuhan Ekonomi