Bisnisbandung.com - Ekonom Awalil Rizky angkat bicara soal data kemiskinan terbaru yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).
Dalam rilis bertajuk Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2025, BPS menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin turun menjadi 23,85 juta orang atau 8,47% dari total populasi.
Namun Awalil Rizky menyebut data itu perlu dilihat lebih dalam dan jangan diterima mentah-mentah.
Baca Juga: ARSITEK DI BALIK TIRAI: Pendiri Sekolah Elit Dunia dan Misi Tersembunyi Mereka
“Saya melihat ada yang menarik bahkan janggal. Kenapa jumlah penduduk miskin bisa turun padahal kita semua tahu fenomena PHK massal dan penurunan pendapatan sedang marak terjadi?” ujar Awalil Rizky dalam video youtubenya.
Awalil Rizky menyoroti rilis BPS kali ini yang dianggap terlambat.
Biasanya data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) diumumkan awal atau pertengahan Juli. Namun tahun ini BPS baru mengumumkan pada 25 Juli.
“Alasannya katanya karena ada penyempurnaan. Tapi setelah saya cek tidak ada perubahan metode, sampel tetap sama. Jadi aneh juga kalau butuh waktu lebih lama untuk olahan data yang selama belasan tahun sudah rutin dilakukan,” ucapnya.
Menurut BPS jumlah penduduk miskin turun dari 24,06 juta pada September 2024 menjadi 23,85 juta per Maret 2025 hanya turun sekitar 200 ribu orang.
Namun Awalil Rizky mengingatkan agar masyarakat tidak langsung terbuai angka tersebut.
“Perlu diingat definisi miskin adalah orang yang pengeluarannya per kapita per bulan di bawah Rp609.160. Kalau ada yang pengeluarannya Rp615 ribu saja ya tidak masuk kategori miskin. Padahal kenyataannya secara daya beli dan kualitas hidup mereka mungkin tetap sangat rentan,” katanya.
Awalil Rizky juga menyoroti data BPS yang menunjukkan peningkatan kemiskinan di perkotaan meski tipis dari 6,66% menjadi 6,73%. Sementara di desa justru turun jadi 11,03%.
“Kalau kita telusuri lebih lanjut justru jumlah penduduk miskin di kota naik cukup signifikan secara absolut. Ini menunjukkan dampak PHK dan penurunan pendapatan lebih terasa di perkotaan,” ujarnya.
Baca Juga: Sekolah Rahasia Para Penguasa: Tempat Elit Dididik untuk Menguasai Dunia!
Artikel Terkait
Ancaman PHK di Sektor Wisata Makin Nyata, Awalil Rizky: Pemerintah Harus Beri Solusi Cepat!
Amien Rais Sebut 10 Tahun Jokowi adalah Politik Pengkhianatan Nasional!
Angka Kemiskinan BPS Diragukan, Bank Dunia Sebut Bisa Capai 68%! Ekonom: Metode BPS Perlu Direvisi
Bantahan Tegas Suhadi: Jokowi Tak Pernah Incar Gibran Jadi Capres 2029 Lewat PSI
IKN Telan Triliunan Rupiah, Pengamat ekonomi: Moratorium Jadi Solusi atau Bom Waktu APBN?
OJK Harus Bertindak! Ekonom: Gerakan Gagal Bayar Pinjol Bisa Rusak Industri Fintech