Pengalaman dari negara lain menunjukkan bahwa keputusan krusial kerap diambil oleh tokoh-tokoh di luar institusi resmi seperti USTR (United States Trade Representative).
Salah satu tokoh penting yang disebut adalah penasihat ekonomi Trump, Peter Navarro, yang dinilai memiliki pengaruh besar dalam menetapkan arah kebijakan perdagangan AS secara langsung.
Dalam situasi seperti ini, Indonesia diimbau untuk tidak terpaku hanya pada permukaan kebijakan tarif.
Baca Juga: Kisah Haru Panji Sepatu Bolong, Gaji Rp 300 Ribu, dan Umrah Gagal yang Bikin Dedi Mulyadi Tersentuh
Pemerintah harus memiliki antisipasi yang matang terhadap kemungkinan munculnya hambatan non-tarif atau tuntutan kebijakan ekonomi tambahan dari pihak Amerika.
Strategi negosiasi pun perlu dirancang dengan pendekatan menyeluruh dan tidak mengandalkan prosedur formal semata.
Ple menekankan pentingnya memahami apa sebenarnya tujuan jangka panjang Amerika Serikat.
Apakah sekadar meningkatkan ekspor ke Indonesia, atau ada tuntutan ekonomi lain yang bersifat struktural?***
Baca Juga: Warga Sukahaji Resah, Dedi Mulyadi: Pemilik Tanah Harus Tunjukkan Surat Asli!
Artikel Terkait
Indonesia Sedang Krisis? Ekonom UI: Masyarakat Bisa Baca Kondisi Ekonomi Lewat 3 Indikator Ini
Tarif Trump Bikin Panas Perdagangan Global, Sri Mulyani: Ilmu Ekonomi Nggak Laku
Direktur Freedom Institute Bongkar Akar Masalah Ekonomi Sebenarnya, Donald Trump Bukan Pemicu Utama
Fundamental Ekonomi Masih Kuat, DPR Singgung Peran Presiden Prabowo Subianto
Crazy Rich Indonesia Eksodus ke Timur Tengah, Sinyal Krisis Kepercayaan terhadap Ekonomi Prabowo-Gibram?
Ekonomi Memburuk Rakyat Makin Frustrasi, Pengamat politik: Wapres Cuma Pantau CCTV