Dunia akhirnya mengenal sosok Kartini, perempuan muda Jawa yang gagasannya melampaui zamannya.
Isi dari buku itu sangat kaya akan kritik sosial, pandangan filosofis, dan semangat pembebasan bagi perempuan.
Tak heran jika kalimat legendaris Kartini kemudian diabadikan sebagai pengingat perjuangannya:
“Dan saya percaya, akan datang juga saatnya, perempuan tidak lagi diperlakukan sebagai budak, melainkan sebagai kawan dan sahabat hidup laki-laki.”
Baca Juga: Ricuh Ormas di Depok, DPR Sebut Satgas Anti-premanisme Dedi Mulyadi Gagal Antisipasi Konflik
Melalui surat-surat tersebut, Kartini tidak hanya meninggalkan jejak sejarah, melainkan juga warisan pemikiran yang masih relevan hingga kini.
Ia membuktikan bahwa perubahan besar bisa lahir dari kata-kata, bahkan dari seorang perempuan yang hidup di dalam keterbatasan sosial.
Buku "Door Duisternis tot Licht" adalah pengingat bahwa dari kegelapan penindasan, perempuan Indonesia bisa bangkit menatap terang masa depan.
Surat-surat Kartini menjadi bukti bahwa suara perempuan tak bisa dibungkam oleh tradisi ataupun zaman.***