Namun versi ini ditentang oleh banyak sejarawan modern.
Sejarawan bahkan menyebut kehancuran perpustakaan Alexandria bukanlah satu kejadian besar, melainkan rangkaian tragedi politik, agama, dan kelalaian bertahun-tahun.
“Yang terbakar bukan hanya buku—tetapi masa depan yang seharusnya kita miliki.” – kutipan dari TIME Magazine
Baca Juga: Libatkan Mahasiswa, Strategi Terpadu OJK Dorong Literasi dan Minat Investasi Pasar Modal
Para tokoh besar seperti Euclid (bapak geometri), Eratosthenes (pengukur keliling bumi pertama), dan Archimedes pernah mengajar atau menyumbangkan karya di sana.
Tapi ironisnya, sebagian besar naskah mereka lenyap tak bersisa.
Apa jadinya jika perpustakaan ini selamat? Bisa jadi kita sudah memahami teori gravitasi atau anatomi tubuh seribu tahun lebih awal dari sekarang.
Mengapa Dunia Perlu Takut?
Kisah Alexandria bukan sekadar nostalgia masa lalu. Ini adalah peringatan keras: jika pengetahuan tak dijaga, maka kita hanya selangkah dari kejatuhan kembali ke zaman gelap.
Di masa kini, ketika konflik, sensor, dan hoaks digital menyebar perpustakaan Alexandria mungkin sudah lama terbakar, tapi apinya masih menyala di masa depan kita.***
Artikel Terkait
Rojali Dan Rohana Tak Lepas Dari Masalah Kemiskinan Di Indonesia
Bendera Bajak Laut One Piece Jadi Simbol Perlawanan, Merah Putih Sepi! Apakah Rakyat Masih Merdeka?
Demi Reforma Agraria, Negara Tindak Tegas Pemilik HGU yang Mangkrak
Libatkan Mahasiswa, Strategi Terpadu OJK Dorong Literasi dan Minat Investasi Pasar Modal
Farhan Gandeng Kang Miing Bagito, Maksimalkan Teras Cihampelas Jadi Ruang Estetik!
Warga Indramayu Siap-siap! Pemukiman Dekat Kilang Pertamina Balongan Bakal Digusur, Dedi Mulyadi: Ganti Untung Menanti