Setibanya di Turki, Sultan langsung mengeluarkan surat perintah untuk menyambut para pengungsi dengan baik.
Dalam suratnya, Sultan menyebutkan bahwa Allah memerintahkan untuk berbuat baik kepada keturunan Nabi Ibrahim dan Yakub.
Para pengungsi dijamin mendapatkan makanan yang layak, bisa tinggal di Istanbul, hidup damai, bebas berdagang, dan memiliki rumah serta tanah sendiri.
Baca Juga: Cordoba Jejak Peninggalan Peradaban Islam di Masa Kejayaan, Arsitektur yang Memukau
Sultan bahkan mengancam akan menghukum gubernur yang menolak para pengungsi Yahudi.
Kesultanan Utsmani bertahan lebih dari 600 tahun dan menguasai wilayah geografis yang luas, termasuk Palestina.
Sejarah mencatat keadilan dan kedamaian yang ditemukan dalam kekhalifahan Islam saat itu. Umat Islam, Yahudi, dan Nasrani hidup berdampingan dengan harmonis. Meski berbeda keyakinan, mereka semua hidup dengan nilai kemanusiaan yang sama.
Baca Juga: Inilah Abad Kekosongan dalam Islam, Sejarah Manusia Hidup di Zaman Patra
Namun, semuanya berubah pada tahun 1923. Zionis Yahudi muncul bersama Inggris Raya yang merampas kedamaian di Palestina.
Tragisnya, hingga kini penjajahan di Palestina seolah dibiarkan oleh dunia yang mengaku membawa ide-ide perdamaian. Lebih menyedihkan lagi, Palestina diabaikan oleh saudaranya yang sibuk dengan konflik internal.
Sejarah mengajarkan kita bahwa persatuan adalah sumber kemenangan dan perpecahan adalah awal dari kekalahan. Mari belajar dari masa lalu dan bersatu demi masa depan yang lebih baik.***
Artikel Terkait
Mengulik Sejarah Islam, Benarkah Rasulullah Memiliki Sahabat Dari Nusantara?
Cordoba Jejak Peninggalan Peradaban Islam di Masa Kejayaan, Arsitektur yang Memukau
Uzbekistan Tempat Lahirnya Tokoh Besar Islam di Masa Kejayaan, Siapa Saja Mereka?
Bukti Pertemuan Bangsa Viking dengan Peradaban Muslim, Benarkah Mereka Masuk Islam?
Mengenal Negara Mauritania, Pernah Menjadi Pusat Peradaban Islam yang Gemerlap
Sejarah Etnis Hui Mamadukan Tradisi Islam dan Budaya Cina, Indahnya Hasil Harmoni