Mengapa Market Share Samsung Terus Anjlok?

photo author
- Rabu, 13 Maret 2019 | 06:00 WIB
Mengapa Market Share Samsung Terus Anjlok?
Mengapa Market Share Samsung Terus Anjlok?

Dalam periode tersebut, Oppo sukses mengirimkan 4,8 juta unit. Oppo kini menjadi pemimpin pasar di Filipina. Vendor yang identik dengan warna hijau itu juga sukes, menduduki posisi kedua di Thailand dan Vietnam.

Analis penelitian Canalys, Jin Shengtao mengatakan Oppo adalah satu-satunya vendor yang muncul di tiga besar dari lima pasar terbesar di kawasan itu.

Bahkan di Filipina, Oppo mampu mengambil alih posisi teratas dari vendor lokal Cherry Mobile. Kudeta itu menjadikan Oppo memimpin untuk pertama kalinya dengan pangsa pasar 20%.

Di sisi lain, Jin Shengtao mengatakan Samsung terlihat semakin kesulitan dalam mempertahankan kepemimpinannya di wilayah tersebut.

Tecatat, Samsung gagal tumbuh di semua tujuh pasar di Q3-2018 dan mengalami penurunan dua digit di Thailand, Filipina dan Malaysia. Bahkan di Thailand, pangsa pasar Samsung amblas hingga 44% tahun ke tahun.

Atur Ulang Strategi

Anjloknya market share menunjukkan bahwa Samsung kini tengah dalam tekanan. Untuk mempertahankan supremasi terhadap vendor-vendor China, Canalys menyebutkan bahwa Samsung akan berupaya mempertahankan cengkeraman kuat pada channel offline melalui program kredit.

Di sisi lain, perlawanan dari Xiaomi memaksa Samsung meningkatkan daya saing dari model menengah ke bawah. Kondisi itu memaksa Samsung mengatur ulang strategi, terutama untuk meningkatkan line-up di segmen mid-to-low-end.

Demi menjaring segmen yang terbilang paling gemuk ini, Samsung menggunakan seri A dan M untuk mengkonsolidasikan keunggulannya atas Xiaomi.

Setelah Galaxy M-Series, vendor kini memperkenalkan Galaxy A-Series dengan banderol yang lebih murah. Model pertama Samsung Galaxy M-Series, M20, telah resmi edar di Indonesia dengan harga Rp2.799.000 Sementara model terbaru Galaxy A10, yang baru diresmikan di India, dijajakan seharga INR 8490 atau setara Rp 1,7 juta.

Sementara di segmen atas, Samsung mencoba bangkit dengan Galaxy S10 yang diluncurkan pada akhir Februari 2019 lalu di San Fransisco, AS. Di Indonesia, produk ini akan resmi menyambangi pasar, mulai 6 Maret 2019.

Samsung sangat berharap, peluncuran S10 dapat membantu mereka kembali ke jalur positif. Dalam dua tahun terakhir, sang penguasa pasar itu memang tengah mengalami masa-masa suram dalam bisnis smartphone. Perusahaan tak ingin lagi terjebak dalam pusaran kegagalan, seperti yang terjadi pada pendahulunya S10, yakni Galaxy S9.

Imbas dari penjualan Galaxy S9 yang diluar prediksi, membuat kinerja Samsung anjlok. Raksasa Korea itu, mengalami penurunan pendapatan hingga dua digit pada Q4 2018. Disebabkan oleh anjloknya pengiriman dan harga yang jatuh di pasar yang stagnan tetapi sangat kompetitif.

Dengan para pesaing yang semakin agresif, terutama vendor-vendor China, prospek Samsung dalam mengarungi bisnis smartphone pada 2019 diprediksi masih belum pulih sepenuhnya.

Lee Jong Min, VP Samsung’s Mobile Communications Business, berharap kinerja bisnisnya meningkat pada kuartal pertama tahun ini sebagai hasil dari pertumbuhan penjualan Galaxy S10.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Soal Kasus Resbob, Polisi Telusuri Dua Tersangka Lain

Rabu, 17 Desember 2025 | 20:00 WIB
X