Repotnya di berbagai segmen, Samsung kini harus bertempur dengan brand-brand yang sudah memiliki positioning kuat. Xiaomi dan Advan merajai segmen mid to low end. Sementara Oppo dan Vivo di segmen menengah.
Sedangkan di segmen atas, seri Galaxy S yang dimiliki Samsung kini tak hanya bersaing dengan iPhone milik Apple, namun juga dengan Huawei dan Oppo.
Huawei memiliki seri P dan Mate yang semakin diminati konsumen Indonesia. Kerjasama strategis dengan produsen kamera legendaries, Leica, terbukti mampu mengatrol popularitas Huawei.
Berkat penjualan P20 Pro dan Mate 20 yang terbilang sangat baik, Huawei bahkan mengklaim mengklaim sudah menjadi brand terbesar ketiga di tanah air.
“Kami sudah nomor tiga untuk segmen high-end di Indonesia, tepat di belakang Samsung dan Apple,” ujar Fisher Jiang kepada sejumlah media di Jakarta, Jumat (25/1/2019).
Keberhasilan Huawei membuntuti Samsung dan Apple, membuat Oppo tak ingin kehilangan kesempatan. Oppo pada akhirnya mencuri perhatian dengan meluncurkan jagoan di segmen atas, yakni Find X pada awal 2018.
Dengan membesarnya potensi pasar di segmen atas, persaingan smartphone di kelas premium juga akan semakin sesak. Pasalnya, Vivo mulai memperkenalkan brand baru, yakni IQOO. Smartphone ini sudah meluncur di pasar domestik, China, pada Februari lalu.
Sejauh ini, Vivo Indonesia belum memastikan apakah IQOO akan melenggang di Tanah Air. Namun, jika itu terjadi, kue Samsung di segmen premium diprediksi bakal semakin menciut. Padahal selama bertahun-tahun, produk-produk flagship besutan Samsung terbilang dominan di Tanah Air.
Anjlok di Regional
Sejatinya performa Samsung yang menurun, tak hanya terjadi di Indonesia, namun juga di Asia Tenggara. Seiring dengan kebangkitan China, sejak lima tahun terakhir, kompetisi telah berubah menjadi pertarungan keras antara Samsung dan brand-brand asal negeri Tirai Bambu.
Menurut kajian Canalys, meski dikepung oleh Oppo, Huawei, Vivo dan Xiaomi, Samsung secara umum masih menjadi penguasa pasar di kawasan Asia Tenggara. Namun pencapaian Samsung tak lagi dominan di banding tahun-tahun sebelumnya.
Sepanjang kuartal ketiga 2018, Samsung menjadi market leader di empat negara dengan populasi besar di kawasan ini, yakni Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Indonesia.
Uniknya hanya satu negara yang lepas dari penguasaan Samsung, yakni Filipina. Di negara tersebut, Samsung bahkan tidak masuk dalam top three.
Canalys mengungkapkan, selama kuartal ketiga 2018, Samsung mengirimkan 5,8 juta unit. Pencapaian itu menyegel posisi teratas di empat pasar.
Namun posisi Samsung sangat rentan mengingat peringkat kedua Oppo berbeda tipis dalam penguasaan pangsa pasar di negara-negara utama.