Rencana ini menuai beragam respons. Sebagian mendukung pendekatan baru ini sebagai solusi atas masalah sosial di kalangan remaja.
Namun ada juga yang mempertanyakan relevansi dan potensi diskriminasi dalam wacana pengiriman kelompok tertentu ke barak militer.
Dedi Mulyadi sendiri dikenal dengan kebijakan nyentrik sejak menjabat sebagai Bupati Purwakarta hingga kini menjadi orang nomor satu di Jawa Barat.
Ia menyebut barak militer sebagai tempat "pemulihan karakter" bagi mereka yang dinilai menyimpang dari norma sosial.***