“Jangan salah rakyat hari ini bukan rakyat tahun 60. Rakyat sekarang sama buasnya kadang sama serakahnya. Cuma beda level kekuasaan. Saya hidup bersama mereka, saya tahu karakter mereka,” ujar Dedi Mulyadi dalam pidatonya.
Ia bahkan mencontohkan pengalamannya ketika memberi lapak gratis di pasar.
Alih-alih digunakan lapak itu disewakan lagi,sementara pemiliknya tetap berdagang di trotoar.
“Itu rakyat, Pak. Jadi sifat nepotisme dan serakah bukan hanya milik politisi,” tegasnya.
Baca Juga: Bukan Noel Tersangka Utama, Terkuak ‘Sultan' Kemnaker Irvian Bobby Korupsi Sejak 2019
Meski menuai kritik Dedi Mulyadi menegaskan tujuannya adalah agar masyarakat juga bercermin dan tidak selalu menyalahkan pemerintah.
“Baik rakyat maupun pemimpin sama-sama harus memperbaiki diri. Jangan hanya bicara anggaran dan bantuan tapi juga soal kreativitas dan rasa tanggung jawab,” katanya.
Pernyataan Dedi Mulyadi ini pun memantik diskusi di publik.
Sebagian menilai gubernur blak-blakan dalam menyampaikan realita sementara yang lain menilai pernyataannya bisa menyinggung masyarakat kecil.***
Artikel Terkait
Viral! Pria Bogor Ngaku Dibegal Ternyata Demi Takut Dimarahi Istri
Biaya Politik Selangit, Korupsi Tak Terhindarkan? Ikrar Nusa Bhakti Beber Fakta Mengejutkan
Silaturahmi atau Strategi Politik? Prabowo Sambangi Kediaman Ma’ruf Amin
Petaka NKRI: Amien Rais Bongkar Kekacauan Para Pemimpin, Jokowi Pemicunya
Bubarkan DPR? Adi Prayitno Sebut Ini Bentuk Kemarahan Publik
Ratusan Triliun Uang Rakyat Nyaris Hilang! Mahfud MD: Konglomerat Jangan Main-main