Kondisi ini membuat bank justru mengalami kerugian operasional.
“Kalau naruh duit Rp1 miliar dapat bunga 5%, masa kita kasih pinjaman cuma 1%? Udah pasti rugi dong,” tegasnya.
Lebih parahnya lagi dugaan mengarah ke sistemik.
Artinya bukan hanya satu-dua orang yang terlibat, tapi diduga ada proses kolektif dari berbagai lini dari cabang, bagian treasury, manajemen risiko, sampai direksi.
Baca Juga: Ada Promo Philips di Festival 14Th Blibli, Dapatkan 5 Alat Cukur dengan Harga Menarik!
“Bank itu enggak mungkin salah satu orang. Pasti sistemik. Yang approve, yang jaga, kiri kanan, semua pasti tahu.”
Situasi ini memaksa BJB bergerak cepat.
Internal audit digelar sementara audit eksternal juga dilakukan untuk mengurai siapa saja yang harus bertanggung jawab termasuk mantan komisaris dan pejabat terdahulu.
Salah satu poin menarik adalah respons Gubernur Jabar saat ini sebagai pemegang saham pengendali.
Disebutkan bahwa Gubernur tidak cawe-cawe berbeda dari sebelumnya yang dinilai terlalu ikut campur.
Baca Juga: Mari Mengenal Ragam Terapi Psikologis
“Yang sekarang enggak nyentuh sama sekali. Yang lalu itu terlalu cawe-cawe ke dalam,” katanya tanpa menyebut langsung nama mantan gubernur.
Kini manajemen BJB menegaskan komitmennya untuk bersih-bersih.
Semua proses akan dilakukan terbuka dan transparan bahkan siap diumumkan langsung oleh Gubernur.
Meski BJB disebut sebagai “juara 1 Liga 2” perbankan daerah mereka mengaku belum siap naik ke “Liga 1” jika persoalan ini belum tuntas.
Artikel Terkait
RSUD Linggajati Bermasalah, Dedi Mulyadi Apresiasi Bupati Kuningan yang Cepat Bertindak!
RT Gen Z Ini Ngaku Terinspirasi Dedi Mulyadi, Siap Tanding Jadi Gubernur Jakarta!
Ono Surono Sentil Pemprov Jabar: Jangan Bunuh Sekolah Swasta Diam-Diam!
Utang BUMN Meledak di Zaman Jokowi, Awalil Rizky: Sebagian Terancam Gagal Bayar!
Awalil Rizky Bongkar Data Sri Mulyani: Aset Naik 4,7%, Kok Dibilang Melonjak?
IKN Kota Hantu! Amien Rais Desak Prabowo Stop Semua Warisan Jokowi