Semua itu akan dibuat agar bisa diakses masyarakat secara gratis dan nyaman.
"Kita ingin masyarakat bisa menikmati kebun tanpa harus bayar. Pedagang juga punya tempat layak dan arsitektur yang menyatu dengan alam," kata Dedi Mulyadi.
Ia juga berpesan agar pedagang bersikap jujur terutama dalam menjual produk seperti nanas.
"Kalau nanasnya madu bilang madu. Kalau bukan jangan diaku-aku madu," tegasnya.
Dedi Mulyadi juga memberi peringatan keras kepada siapa pun yang menyalahgunakan kawasan perkebunan dan hutan.
"Saya akan tertibkan! Mau dia rakyat besar atau kecil kalau langgar aturan akan saya tindak," tegas Dedi Mulyadi.
Ia mengingatkan bahwa kondisi kawasan kumuh saat ini tak boleh lagi dibiarkan terutama jika menjadi sarang minuman keras, premanisme, dan aktivitas ilegal lainnya.
Baca Juga: Soal Tudingan Terhadap Nadiem Makarim, Kuasa Hukum: 3 T Dipaksakan Itu Tidak Benar
Dedi Mulyadi menutup pernyataannya dengan mengajak masyarakat bersama-sama menjaga lingkungan dan warisan alam Jawa Barat.
"Mari rawat tanah ini agar tetap jadi sepenggal tanah yang tercipta saat Tuhan tersenyum," pungkasnya.***
Artikel Terkait
Cegah Dampak Negatif, Gubernur Jawa Barat Perintahkan Pembongkaran Warung Miras Tanpa Izin
Ini 4 Perusahaan Tambang Nikel di Raja Ampat yang Diduga Cemari Lingkungan
Tampil dengan Rompi Anti-Peluru, Sri Mulyani Blusukan ke Papua Bareng Menteri Pertahanan
Jokowi Terpojok, Pengamat: PSI Jadi Sekoci Dinasti Politiknya!
Jangan Terjebak Politik Partisan, Pengamat Ingatkan Bahaya Korupsi
Prabowo Harus Waspada, Amien Rais: Jangan Biarkan Kader Jokowi Merusak dari Dalam