Menurut Ade, Dedi Mulyadi hadir dengan gaya kepemimpinan yang berbeda: tanpa banyak protokol, tidak takut dikritik, dan langsung eksekusi di lapangan.
Ade juga menyoroti ketegangan antara Dedi Mulyadi dan DPRD Jawa Barat, khususnya fraksi PDIP.
Dedi Mulyadi disebut-sebut melakukan pemangkasan anggaran dari Rp1,7 triliun menjadi Rp500 miliar tanpa konsultasi DPRD.
Namun bukannya dicerca Dedi Mulyadi malah dibela rakyat.
Baca Juga: Konten Penyimpangan Marak, Prof. Henri Subiakto Tagih Tanggung Jawab Negara
“Rakyat justru pasang badan. Ada yang bilang siap berkelahi demi membela Dedi Mulyadi,” ujar Ade.
Ade memuji karakter Dedi Mulyadi yang berani mengambil keputusan tanpa takut dilabeli otoriter.
Dedi Mulyadi dinilai memiliki locus of control internal yang kuat: yakin bahwa perubahan ada di tangannya, bukan sekadar diskusi atau basa-basi politik.
“Dia tahu dunia politik kita penuh orang korup. Jadi buat apa buang waktu rapat-rapat jika ujungnya cuma kompromi dengan kepentingan para bohir?” kata Ade.
Baca Juga: Zee Siap Bintangi Film ‘Kupilih Jalur Langit’, Adaptasi dari Cerita Viral
Beberapa kebijakan Dedi Mulyadi memang sempat menuai pro dan kontra seperti pengiriman anak nakal ke barak militer atau syarat vasektomi bagi penerima bansos.
Tapi menurut Ade yang mengkritik seharusnya juga punya solusi bukan hanya mencela.
“Kalau tidak setuju tawarkan jalan keluar. Jangan hanya teriak pelanggaran HAM tanpa kasih solusi,” tegas Ade.***
Artikel Terkait
Hendri Satrio Bongkar Dugaan Budi Arie Raup Rp 20 Miliar per Bulan dari Judi Online
Menteri Kesehatan Budi Gunadi dan Polemik Lingkar Pinggang serta Gaji, Apa Kata Pengamat Politik UIN?
Bonus Rp25 Juta untuk Siswa Sekolah Kebangsaan, Dedi Mulyadi Blak-blakan Soal Sumber Dana
Geledah Kantor Kemnaker, KPK Sita Tiga Mobil Terkait Kasus Suap Izin TKA
Bos Sritex Terjerat Kasus Korupsi Kredit Rp3,5 Triliun, Langsung Ditahan Kejagung
Menaker Yassierli Copot Pejabat Terlibat Suap Izin TKA, Tegas Perbaiki Birokrasi