Bisnisbandung.com - Kemacetan parah di kawasan Puncak Jawa Barat selama ini menjadi masalah yang tak kunjung terselesaikan.
Namun Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi menegaskan komitmennya untuk segera merealisasikan proyek Jalur Puncak II sebagai solusi konkret.
Dalam pertemuan dengan sejumlah pejabat terkait Dedi Mulyadi menyoroti lambannya eksekusi proyek infrastruktur yang sering terhambat perencanaan yang bertele-tele.
Baca Juga: 60% Pekerja Indonesia Informal, Ketua Apindo: Kalau Ekonomi Salah Kebijakan Bangkitnya Lama
Menurutnya saat ini bukan lagi waktunya untuk banyak teori tetapi aksi nyata harus segera dilakukan.
Dikutip dari youtubenya, Dedi Mulyadi menjelaskan "Saya tidak suka orang pesimis. Selama kita lurus dan benar, selama kita bekerja untuk kebaikan tidak perlu takut."
"Pak Prabowo sudah menginstruksikan kepada kita semua untuk berhak mengambil tindakan cepat, nyata, dan terukur untuk rakyat," ujar Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi menegaskan bahwa pemerintah provinsi memiliki anggaran yang cukup untuk memulai proyek ini.
Oleh karena itu ia meminta agar proyek Jalur Puncak II segera dimulai tanpa harus menunggu proses yang terlalu panjang.
Baca Juga: Jubir Gerindra Klarifikasi soal Isu PHK dan Pemotongan Anggaran
Ia mengkritik kebiasaan pejabat yang hanya menghabiskan waktu dengan presentasi dan diskusi tanpa tindakan nyata.
"Kita harus mulai dengan apa yang bisa dilakukan sekarang. Jangan berpikir proyek ini harus langsung menelan anggaran triliunan rupiah. Jangan sampai menunggu bertahun-tahun tanpa ada progres," tegasnya.
Ia juga menyoroti kemacetan parah yang kerap terjadi di kawasan Parung Panjang dan Puncak setiap akhir pekan yang bahkan menyebabkan insiden seperti orang pingsan hingga meninggal dunia akibat kelelahan dan kurangnya fasilitas darurat.
Selain pembangunan Jalur Puncak II Dedi Mulyadi juga menekankan pentingnya pengaturan jam operasional kendaraan berat seperti truk tambang.
Baca Juga: Efisiensi atau Blunder? Direktur Celios: Pemangkasan Anggaran Mengorbankan yang Esensial
Artikel Terkait
Jimly Asshiddiqie Ingatkan Bahaya Oligarki dan Totalitarianisme Baru
Kang Sobary Bongkar! Siapa Sutradara di Balik Hilangnya Gas LPG 3 kg
Pangkas Anggaran Besar-Besaran, Rudi S Kamri: Tapi Kenapa Polisi Tak Kena?
Kang Sobary Bongkar Manuver Jokowi Pasca-Lengser, Ada Agenda Tersembunyi
Kabinet Prabowo Super Gemuk dan Deddy Corbuzier Jadi Stafsus, Rudi S Kamri: Di Mana Efisiensinya?
Kabinet Gemuk Prabowo, Dr. Tifa: Strategi Jitu atau Beban Berat?