Di hari itu seluruh umat Hindu melaksanakan Catur Brata Penyepian, yaitu empat larangan atau pantangan yang wajib dilakukan umat Hindu saat melaksanakan Nyepi.
Larangan pantangan tersebut antara lain:
Pertama adalah Amati Geni atau tidak menyalakan api, yang dimaksud disini bukan api yang kita lihat secara nyata, tetapi mengarah pada sifat atau ego manusia, kita harus selalu mengendalikan amarah, ego, nafsu dan mengendalikan api-api dalam diri kita, baik itu api yang bersifat positif dan api yang bersifat negatif, apabila kita mampu mengelola api dalam diri kita ini, maka kedamaian sedikit-demi sedikit akan tercapai.
Kedua adalah Amati Lelanguan atau tidak bersenang-senang, maksudnya disini adalah tidak bersenang- senang seperti nonton tv main hp, dsb.
Sebab dalam Brata penyepian dimaksudkan sebagai sarana untuk melakukan Tapa Brata, hendaknya pada waktu itu orang berpuasa dan Samadhi, mengendalikan seluruh indriya dan keinginannya.
Ketiga adalah Amati Lelungan atau tidak bepergian.
Orang yang melaksanakan Brata penyepian tidak boleh bepergian, tidak bepergian artinya adalah mengendalikan pikiran, harus tetap konsentrasi agar pikiran manusia tetap terkendali, tidak liar dan bisa mengendalikan hal yang negatif.
Karena sesungguhnya pikiran adalah kunci dari segala ucapan dan perbuatan, maka dengan mengendalikan pikiran dan berkonsentrasi pada hal yang baik, maka ucapan dan perbuatan baik akan senantiasa terwujud.
Yang terakhir adalah amati karya atau tidak bekerja, yaitu tidak melakukan kegiatan kerja yg bertentangan dengan ajaran agama karena salama kita melaksanakan brata penyepian kita hanya merenung dan bermeditasi tentang apa yang telah kita lakukan selama satu tahun.
Baca Juga: Trik Cara Cepat Menjadi Orang Kaya Tanpa Ribet, Lakukan Dengan 6 Hal Dibawah Ini
Setelah pelaksanaan catur brata penyepian, rangkaian terakhir dalam pelaksanaan Nyepi adalah Ngembak Geni.
Makna filosofis yang terkandung dalam pelaksanaan ngembak geni ini adalah untuk mewujudkan keharmonisan dan kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat yang ditandai dengan pelaksanaan Dharma Santi.
Inti dari ngembak geni adalah untuk mengimplementasikan kesadaran yang ada dalam diri manusia, kesadaran segalanya, termasuk Kesadaran untuk memaafkan orang lain, melalui proses nyepi melahirkan manusia yang berkarakter, yaitu manusia memiliki perilaku yang bertanggung jawab, rendah hati, peduli, disiplin, menghargai orang lain, sehingga dia akan menjadi manusia memiliki kualitas
Dapat disimpulkan bahwa makna Nyepi itu sendiri adalah manusia diajarkan untuk membersihkan segala kokotoran, hal negative, selalu mawas diri, merenung sejenak dengan apa yang telah kita perbuat di masa lalu, saat ini dan merencanakan yang lebih baik dimasa yang akan datang, sehingga kita dapat menjadi manusia yang berkarakter yang dapat berguna dan bermanfaat bagi sesama, dan tidak lupa selalu bersyukur pada sang pencipta dengan apa yang telah kita peroleh.
Secara umum Ketua PH PHDI Provinsi Jawa Barat, Brigjen (Purn) I Made Riawan, S.Psi,.M.I.P. menyampaiakan pelaksanaan kegiatan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1946/Tahun 2024 M secara umum di beberapa Kota dan Kabupaten se-Jawabarat berjalan lancar sesuai rencana.
Artikel Terkait
Lampu Dipadamkan Saat Diskusi di UIN Bandung, Feri Amsari : Persekusi Tehadap Demokrasi Itu Nyata
Ratusan Rumah Warga di Ciamis Rusak Diterjang Angin Puting Beliung dan Hujan Deras
Disnakertrans Jawa Barat Tantang Anak Muda Untuk Berani Berkarir Ke Jepang
Dede Yusuf Kembali Melenggang ke DPR RI Setelah Raih Suara Tembus 200k di Dapil Jabar 2
Ratusan Umat Hindu Bandung Raya dan Cirebon Sucikan Diri di Pantai Cirebon dalam Upacara Melasti
Viral Polisi Gadungan Ini Berhasil Tipu Wanita Hingga 165 Juta Rupiah