Baca Juga: Kemenangan Telak Prabowo-Gibran di Sumsel Namun Saksi 'Amin' Menolak Hasil Rekap
Pada Kesempatan ini made menjelaskan sedikit tentang pengertian dari Nyepi, Seperti yang kita tahu bahwa kata Nyepi itu sendiri berasal dari kata sepi, sipeng, yang berarti hening, sunyi, sepi dan senyap.
Sehingga dimaksudkan agar perayaan Nyepi itu dilaksanakan secara hening dan sepi agar kita belajar introspeksi diri dengan merenung, meditasi, dan evaluasi diri dan bertanya tentang diri kita, dan kesalahan apa yang telah kita perbuat, serta hal apa yang harus kita perbaiki.
Adapun rangkaian tradisi yang dilakukan pada hari raya nyepi biasanya mulai dari kegiatan Melasti, Tawur/Pecaruan atau pengrupukan, pelaksanaan Catur brata Nyepi, dan diakhiri dengan Ngembak geni.
Melasti ini berasal dari kata mala yang berarti kotor dan asti yang berarti membuang atau memusnahkan.
Baca Juga: Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto Umumkan Kenaikan PPN Jadi 12%
Melasti ini bertujuan untuk membersihkan segala kotoran badan dan pikiran di Bhuwana Alit dan Bhuwana Agung.
Jadi, upacara melasti bertujuan untuk memotivasi umat secara ritual dan spiritual untuk melenyapkan penyakit-penyakit sosial, seperti kesenjangan antar kelompok, perumusuhan antar golongan, wabah penyakit yang menimpa masyarakat secara massal, dan lain-lain.
Kemudian rangkaian upacara yang selanjutnya adalah Tawur, Tawur berasal dari kata nawur atau membayar utang,kLalu kepada siapa kita membayar utang itu, kepada para bhuta kala yang mana utang kepada bhuta kala dalam tri rna termasuk dalam utang kepada Dewa Rna.
Dari utang kepada bhuta inilah perlu dilaksanakannya bhuta yadnya yang tujuannya adalah agar energi-energi negatif dari para bhuta kala tidak mengganggu umat manusia di dunia ini.
Selain itu juga fungsi tawur ini agar para bhuta kala disucikan agar bisa menyatu dengan Sang Hyang Tunggal.
Baca Juga: Pesan Menag Yaqut dalam Menghadapi Perbedaan Awal Ramadan
Filosofi tawur adalah membayar atau mengembalikan, yang dibayar adalah sari-sari yang telah dihisap atau digunakan manusia, selain itu juga untuk menyucikan dan menyeimbangkan alam semesta dengan menetralisir kekuatan-kekuatan alam.
Yang diwujudkan dengan pawai ogoh-ogoh yang bertujuan untuk melenyapkan sifat-sifat keraksasaan dan mengembalikan kekuatan positif dari alam.
Kemudian dilanjutkan dengan Nyepi satu malam,Umat Hindu merayakan Nyepi selama 24 jam dari matahari terbit sampai matahari terbit lagi di esok hari.
Artikel Terkait
Lampu Dipadamkan Saat Diskusi di UIN Bandung, Feri Amsari : Persekusi Tehadap Demokrasi Itu Nyata
Ratusan Rumah Warga di Ciamis Rusak Diterjang Angin Puting Beliung dan Hujan Deras
Disnakertrans Jawa Barat Tantang Anak Muda Untuk Berani Berkarir Ke Jepang
Dede Yusuf Kembali Melenggang ke DPR RI Setelah Raih Suara Tembus 200k di Dapil Jabar 2
Ratusan Umat Hindu Bandung Raya dan Cirebon Sucikan Diri di Pantai Cirebon dalam Upacara Melasti
Viral Polisi Gadungan Ini Berhasil Tipu Wanita Hingga 165 Juta Rupiah