Cerita Ramadhan : Ikhlas itu Bukan dari Banyaknya Like and Share

photo author
- Selasa, 12 April 2022 | 03:32 WIB
Ilustrasi Ikhlas tidak dinilai banyaknya like and share di media sosial (Unsplash)
Ilustrasi Ikhlas tidak dinilai banyaknya like and share di media sosial (Unsplash)

Bisnis Bandung - "Dan nanti ketika dia lihat banyak yang share banyak like dan sebagainya mulai semangat dia" ujar ustadz Harits Abu Naufal seperti yang dilansir Bisnis Bandung dari Instagram, haritsabunaufal (11/4/2022)

Salah satu pengingat dari ulama tentang sebagaimana besar keikhlasan kita dalam berbagi kebaikan, berbagi ilmu.

Ikhlas yang hanya mengharap ridho Allah Subhannahu Wa Ta'ala.

"Sementara para ulama ketika mereka menjelaskan keikhlasan"

"Ikhlas itu tidaklah menambah semangat dengan pujian dan tidak mengurangi semangat dengan celaan" ungkap ustadz Harits Abu Naufal.

Baca Juga: Cerita Ramadhan : Puasa itu untuk-Ku

Ustadz Harits Abu Naufal lebih lanjut menjelaskan jika orang ikhlas dalam menyikapi pujian dan celaan itu sama, tidak ada bedanya.

"Ente memuji saya, ente menyanjung saya, gak ada urusan sama saya karena sanjungan ente gak berefek apapun buat saya"

"Celaan ente juga tidak berefek apapun pada saya" ujar ustadz Harits Abu Naufal.

Orang yang ikhlas itu mengharapkan sesuatu yang datang dari Allah Subhannahu Wa Ta'ala.

Walaupun manusia menghinanya, walaupun manusia mencelanya.

Seorang yang ikhlas akan tetap bersemangat, ketika mengetahui apa yang ia lakukan adalah kebaikan.

Baca Juga: Cerita Ramadhan : Bagaimana Perasaanmu jika Rabbmu Mencintaimu?

Kebaikan sesuai dengan syariat, sesuai dengan tuntunan Rasulullah

"Selama itu memang yang dicintai dan diridhoi oleh Allah, ia akan terus bersemangat."

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Yayu Rahayu

Sumber: Instagram haritsabunaufal

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

SMK Go Global dan Arah Pendidikan Kita

Senin, 8 Desember 2025 | 19:00 WIB

Ketika Budaya Masuk, Keyakinan Tersentuh

Senin, 1 Desember 2025 | 11:00 WIB

Kisah Desa Wisata yang Mencari Jalan Pulang

Senin, 1 Desember 2025 | 10:01 WIB

Judol, Ketika Kebebasan Berubah Menjadi Jerat

Jumat, 21 November 2025 | 14:20 WIB

Di Antara Idealisme dan Royalti

Rabu, 12 November 2025 | 06:00 WIB

Percakapan tentang Setetes Kehidupan

Sabtu, 1 November 2025 | 18:00 WIB

Jabat Tangan di Bawah Langit Islam

Senin, 13 Oktober 2025 | 20:35 WIB

Bandung di Persimpangan

Minggu, 5 Oktober 2025 | 20:00 WIB

Mimpi di Balik Gerobak

Rabu, 24 September 2025 | 09:45 WIB

Generasi Patah Sayap, Mimpi yang Terkubur

Senin, 15 September 2025 | 21:30 WIB

Saat Gizi yang Dijanjikan Membawa Nestapa

Jumat, 5 September 2025 | 12:30 WIB

Butiran Air Mata di Karung Beras

Jumat, 18 Juli 2025 | 17:00 WIB

Pak, Tahun Depan Aku Masih Bisa Ngajar, Nggak?

Selasa, 15 Juli 2025 | 10:30 WIB

Sungai Itu Masih Ingat Namamu

Sabtu, 12 Juli 2025 | 11:30 WIB

Sebuah Suara dari Desa untuk Negeri

Selasa, 1 Juli 2025 | 21:00 WIB

Cara Mendengar Suara Tuhan, Secara Mudah

Minggu, 29 Juni 2025 | 19:30 WIB
X