Bisnisbandung.com - Polisi dibantu TNI Angkatan Darat terus memburu Muslimin, oknum Kopda Angkatan Darat Semarang yang masuk DPO. Ia diburu karena diduga mendalangi penembakan terhadap Rani, istrinya sendiri. Ia dikabarkan membayar pembunuh dengan uang mertuanya.
Tim gabungan pemburu dalang percobaan pembunuhan itu meminta Kopda Muslimin menyerahkan diri. Tapi ia malah kabur. Setelah empat hari sejak peristiwa penembakan itu, ia kedapatan tewas di rumah orang tuanya di Kendal.
Polda Jateng menerangkan kepada awak media, Kopda Muslimin diduga meninggal dunia akibat racun yang masuk ke otaknya. Apakah ia bunuh diri dengan minum racun, masih harus diteliti. Ia sebelumnya muntah-muntah kemudian meninggal.
Menurut keterangan dari mertuanya, Kopda Muslimin pernah meminjam uang 210 juta untuk biaya pengobatan istrinya di rumah sakit. Mertuanya baru memberi 120 juta rupiah. Sisanya 90 juta lagi akan diberikan kemudian.
Uang 120 juta itu ia berikan semuanya kepada empat orang pembunuh bayaran. Ia bayarkan sesaat setelah menemenai sasaran. Dua butir peluru mengenai sasaran. Sebuah peluru menembus perutnya, sebutir lagi bersarang di perutnya.
Meskipun diterjang dua kali tembakan, Rani, wanita perkasa itu tetap bugar. Ia dibawa ke rumah sakit oleh tetangganya. Suaminya juga ikut ke rumah sakit. Setelah menjalani operasi mengeluarkan proyektir, Rani stabil dan sembuh.
Berdasarkan pantauan kamera CCTV, Rani baru saja menjemput putrinya dari sekolah. Berbocengan, ia pulang. Baru saja sampai di depan rumahnya, Rani didekati empat laki-laki berboncengan pada sepeda motor. Tiba-tiba salah seorang menembaknya.
Rani sempat mencoba melawan dengan memukul laki-laki itu dengan tasnya. Tapi tidak mengenai sasaran. Denghan bercucuran darah ia masuk rumah dan mendapat pertolongan para tetangganya.
Baca Juga: Rozy : Tingginya Penembakan Telah Dilaporkan Terdapat 651 Kasus Kekerasan Oleh Polisi
Kopda Muslimin yang ikut ke RS seolah-olah panik. Di RS ketika Rani sedang menjalani operasi, ia keluar ruangan. Ternyata, ia ditunggu empat orang pembunuh bayaran. Ia yang mengira istrinya tidak akan tertolong, segera menyerahkan uang kepada empat orang itu.
Baru setelah tahu istrinya segar bugar meskipun perutnya terkena dua kali tembakan, Kopda Muslimin kemudian kabur. Apalagi setelah ada kabar, empat orang pembunuh bayaran yang ia sewa telah tertangkap. Ia berusaha bersembunyi.
Ada dua peristiwa yang bisa mendorong Kopda Muslimin terjerat hukuman berat. Pertama ia sebagai dalang percobaan pembunuhan. Kedua ia melakukan desersi, kabur meninggalkan tugas ketentaraannya.
Mungkin ia tidak akan dapat mengelak dari tuntutan hukuman berat, mungkin juga malu oleh istri dan keluargnuya, Kopral itu diduga bunuh diri dengan meminum racun. Tapi hal itu harus dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium.