Baca Juga: Ipar Adalah Maut Kembali Viral, Tapi Kini Tersandung Teguran dari KPI
Negara Islam juga tidak membiarkan desa membangun diri sendiri tanpa arahan. Pemerintah bertanggung jawab penuh terhadap kesejahteraan rakyat melalui pengelolaan SDA oleh negara, pembangunan industri padat karya, pemberian tanah mati kepada rakyat, jaminan hidup untuk fakir miskin dari pos zakat,dan pembangunan infrastruktur yang merata.
Inilah yang pernah dilakukan Khalifah Umar bin Khattab. Inilah yang diteruskan oleh Umar bin Abdul Aziz hingga tak lagi ditemukan warga yang berhak menerima zakat.
Dari Komoditas Menjadi Cahaya Dakwah
Dalam sistem Islam, wisata bukan dagangan. Wisata adalah sarana melihat keagungan Allah. Objek wisata berupa: keindahan alam, peninggalan sejarah Islam, jejak para sahabat dan ulama.
Semua ini menjadi jendela iman. Wisatawan datang bukan hanya untuk berfoto, tetapi untuk bertafakur.
Allah Swt berfirman, “Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi… terdapat tanda-tanda bagi orang berakal.” (QS. Ali Imran: 190)
Sistem Islam menjaga desa, masyarakat, dan akidah. Tidak ada miras. Tidak ada budaya vulgar. Tidak ada ritual yang menyalahi syariat. Yang ada adalah nilai, pendidikan, dan dakwah.
Penutup
Saya kembali ke desa itu beberapa minggu lalu. Anak kecil yang bertanya tentang kekayaan desa kini berlari-lari di halaman. Ibunya tersenyum. Tetapi saya tahu, senyum itu masih menyimpan tanya.
Di tepi sungai, saya duduk bersama bapak tua yang dulu bercerita. Ia berkata, “Nak, desa ini ingin maju. Tapi kami ingin maju dengan cara yang benar.”
Saya mengangguk dalam hening. Desa wisata memang menawarkan peluang. Tetapi kesejahteraan sejati tidak akan lahir dari sistem yang meminggirkan nilai dan mengagungkan modal. Jalan pulang bagi desa bukan hanya wisata. Jalan pulang itu adalah sistem yang adil, yaitu sistem yang datang dari Zat yang Maha Adil. Dan sistem itu bernama Islam.
Artikel Terkait
Jabat Tangan di Bawah Langit Islam
Percakapan tentang Setetes Kehidupan
Di Antara Idealisme dan Royalti
Jabar Tetapkan Siaga Darurat, Mitigasi Masih Sekadar Formalitas
Judol, Ketika Kebebasan Berubah Menjadi Jerat
Kisah Desa Wisata yang Mencari Jalan Pulang