Sebagai upaya menyelamatkan ekonomi negaranya, Trump dijadwalkan mengunjungi Timur Tengah pekan depan.
Fokus utama lawatan ini adalah mencari dukungan finansial dari sekutu-sekutu Arab.
Arab Saudi disebut-sebut bersiap menginvestasikan US$ 600 miliar dan membeli paket senjata AS senilai US$ 100 miliar. Sementara Uni Emirat Arab berencana menyuntikkan dana investasi senilai US$ 1,4 triliun.
Baca Juga: Kurikulum dan Anggaran Masih Gelap, Kebijakan Barak Militer Dedi Mulyadi Kena Semprot Ono Surono
Dana segar dari kawasan ini menjadi kunci bagi AS untuk menghindari gagal bayar.
Ironisnya, ketika negara-negara Muslim lain menyerukan boikot terhadap produk Amerika sebagai bentuk solidaritas untuk Palestina.
Justru para tetangga dekat Palestina seperti Arab Saudi dan UEA tampak mempererat hubungan ekonomi dan diplomatik dengan Washington.
Semua ini menunjukkan bahwa pengakuan terhadap Palestina, meskipun berpotensi mengguncang geopolitik kawasan, bukan semata-mata bentuk dukungan kemanusiaan—melainkan bagian dari strategi diplomasi ekonomi yang lebih besar dan rumit.***