Bisnisbandung.com - Kelompok Hizbullah di Lebanon akhirnya mengonfirmasi tewasnya pemimpin mereka, Hassan Nasrallah, dalam serangan udara Israel.
Dilansir dari Aljazeera, serangan ini menghantam markas bawah tanah Hizbullah di pinggiran selatan Beirut, mengakibatkan kematian Nasrallah yang telah lama menjadi sosok kunci dalam perlawanan terhadap Israel.
Hassan Nasrallah, yang telah memimpin Hizbullah sejak 1992, dikenal jarang tampil di hadapan publik.
Ia terpilih sebagai pemimpin Hizbullah setelah pendahulunya, Abbas al-Musawi, tewas dalam serangan helikopter Israel.
Baca Juga: Refly Harun Dkk Jadi Sasaran Preman, Siapa yang Berkepentingan? Dugaan Rocky Gerung
Kini, pada usia 64 tahun, Hassan Nasrallah mengikuti jejak al-Musawi, meninggalkan pergerakan yang telah dipimpinnya selama lebih dari tiga dekade.
Hizbullah, yang didukung oleh Iran, dengan tegas menyatakan bahwa kematian pemimpinnya hanya akan memperkuat tekad mereka untuk melanjutkan "perang suci" melawan Israel.
Mereka juga menekankan dukungan terhadap Palestina dan janji untuk terus membela Lebanon. Dengan tewasnya Nasrallah, Hizbullah bersumpah akan melanjutkan perjuangan melawan "musuh Zionis."
Dari sisi Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyambut kematian Nasrallah sebagai "solusi atas masalah" yang selama ini dianggap menjadi ancaman besar bagi Israel dan sekutu-sekutunya.
Baca Juga: Ade Armando Heran dengan Para Pembenci Jokowi, Sebut Nama Bivitri dan Rocky Gerung
Netanyahu mengklaim bahwa kematian Nasrallah adalah langkah penting dalam melemahkan kekuatan Hizbullah yang dianggap bertanggung jawab atas kematian ribuan warga Israel dan warga negara lain, termasuk Amerika dan Prancis.
Di sisi lain, kelompok Hamas mengutuk keras serangan ini, menyebutnya sebagai "tindakan pengecut dan teroris" oleh Israel.
Hamas juga menuduh Israel telah melanggar norma-norma internasional dengan serangan brutal terhadap pemukiman sipil.